Analisis Teknikal

Investor Ritel Bikin Wall Street Kacau, Awas IHSG Ambrol!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 February 2021 08:13
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambrol sepanjang pekan lalu, dalam 5 hari perdagangan tidak sekalipun mengalami penguatan. Total sepanjang pekan lalu, IHSG ambrol 7,05%. Bahkan jika melihat lebih ke belakang IHSG merosot dalam 7 hari beruntun dengan total 8,82%.

Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 513 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp 87,12 triliun.

IHSG mendapat tekanan dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri, jumlah kasus penyakit akibat virus corona yang masih tinggi membebani meski Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah dilakukan selama 3 pekan membuat sentimen pelaku pasar memburuk.

Sementara itu, dari eksternal sentimen pelaku pasar juga buruk yang tercermin dari jebloknya kiblat bursa saham dunia Wall Street, hingga membukukan pekan terburuk sejak Oktober 2019.

Di hari Jumat, Wall Street bahkan mengalami aksi jual para, Indeks Dow Jones dan Nasdaq merosot 2%, dan S&P 500 1,93%. Bursa saham Eropa juga mengalami hal yang sama, semua indeks saham utama merosot lebih dari 1,5%.

Salah satu penyebab buruknya kinerja bursa saham global adalah aksi spekulatif investor ritel. Di AS, sedang heboh melonjaknya saham GameStop akibat aksi spekulan investor ritel. Padahal secara finansial, perusahaan ini termasuk 'megap-megap'. Manajemen rugi bahkan menutup beberapa toko. Beberapa hedge fund bahkan melakukan aksi jual terhadap saham GameStop yang justru dilawan oleh investor ritel. 

Kepala strategi ekuitas Citigroup di AS, Tobias Levkovich, percaya valuasi pasar saham saat sudah melesat dan kejolak yang ditimbulkan oleh aksi investor ritel bisa menjadi pemicu koreksi di pasar yang sudah overvalue.

"Kami pikir itu sangat rentan, kami tidak tahu secara pasti katalis apa yang akan muncul atau kapan waktu yang pasti (termasuk investor ritel yang berorientasi melawan aksi jual hedge fund di beberapa saham), kami curiga mereka akan menghentikan reli saat ini dan akan mengalami koreksi hingga 10% sebelum kembali masuk ke pasar," kata Levkovich dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC International.

Buruknya kinerja Wall Street tersebut tentunya mengirim sentimen negatif ke IHSG hari ini.



Secara teknikal, IHSG kini semakin jauh di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50).

Terus merosotnya IHSG terjadi setelah membentuk pola 3 gagak hitam (three black crow). Pola tersebut merupakan sinyal pembalikan arah, dari sebelumnya dalam tren menanjak berubah menjadi turun, atau "malapetaka" bagi IHSG.

Pola three black crow terdiri dari 3 candle stick yang menurun, dengan posisi penutupan candle terakhir selalu lebih rendah dari candle sebelumnya.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

IHSG yang kini berada di bawah MA 50 memberikan tekanan tambahan bagi IHSG. Selama tertahan di bawahnya (kisaran level 6.000) IHSG berisiko terus merosot, bahkan tidak menutup kemungkinan ke kisaran 5.600 dalam beberapa hari ke depan.

Level 5.600 berada di dekat dengan MA 100 serta Fibonnanci Retracement 61,8% yang bisa menjadi support kuat. Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun 2020 di 3.911 pada grafik harian.

Sementara itu Indikator stochastic pada grafik harian sudah masuk wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Sementara itu pada grafik 1 jam, stochastic berada di wilayah jenuh jual, yang memberikan potensi rebound.

Seperti disebutkan sebelumnya, selama tertahan di bawah MA 50 kisaran 6.000, IHSG berisiko terus merosot. Support terdekat kini berada di kisaran 5.830 hingga 5.800. Penembusan ke bawah level tersebut akan membawa IHSG turun lebih dalam ke 5.750 sampai 5.720.

Sementara itu, resisten terdekat berada di kisaran 5.900, jika berhasil dilewati IHSG berpeluang bangkit ke 5.960.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular