Dihajar Depan-Belakang & Kanan-Kiri, Rupiah KO!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 January 2021 16:13
mata uang rupiah dolar dollar Bank Mandiri
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (28/1/2021). Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah dibayangi sentimen negatif dari berbagai penjuru, sehingga sulit untuk menguat.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah tipis 0,04% ke Rp 14.040/US$. Sempat menguat 0,11%, rupiah berbalik jeblok 0,57% ke Rp 14.115/US$.
Rupiah mampu memangkas pelemahan, dan mengakhiri perdagangan di level Rp 14.050/US$, melemah 0,11% di pasar spot.

Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang utama Asia juga melemah melawan dolar AS hari ini. Hingga pukul 15:09 WIB, won Korea Selatan bahkan merosot nyaris 1% dan menjadi yang terburuk. Sementara itu yuan China dan ringgit Malaysia mampu menguat, meski tipis 0,02% dan 0,07% saja.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.

Indeks dolar AS kemarin melesat 0,53% dan berlanjut naik 0,1% ke 90,736 sore ini. Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam pengumuman kebijakan moneter dini hari tadi mempertahankan suku bunga < 0,25% dan program pembelian aset (quantitative easing/QE) senilai US$ 120 miliar per bulan.

Meski demikian, The Fed dianggap menunjukkan sikap netral yang membuat dolar AS menguat.

"The Fed konsisten dalam beberapa bulan terakhir melihat risiko masih turun, tapi kami bisa melihat sikap lebih netral diambil saat ini. Itu artinya ada perubahan yang sedikit hawkish di para komite pembuat kebijakan moneter," kata John Velis, ahli strategi makro di BNY Mellon, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (28/1/2021).

Sementara itu sentimen pelaku pasar sedang memburuk yang tercermin dari merosotnya bursa saham global sejak Rabu kemarin, mulai dari bursa saham Eropa yang merosot lebih dari 1%. Bursa saham Amerika Serikat (AS) menyusul dengan ambrol lebih dari 2%.

Bursa saham Asia menyusul jeblok lebih dari 1% bahkan ada yang lebih dari 2%. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga ambrol lebih dari 2%, dan kembali ke bawah level 6.000. Hingga hari ini, bursa kebanggan Tanah Air sudag ambrol dalam 6 hari beruntun, dengan total lebih dari 7%. 

Selain itu, rupiah juga tertekan setelah Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) kemarin menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global, tetapi produk domestik bruto (PDB) Indonesia justru dipangkas.

Dalam laporan terbarunya yang bertajuk World Economic Outlook, IMF memprediksi PDB global tahun 2021 tumbuh 5,5%, naik 0,3 poin persentase dibandingkan dengan proyeksi IMF pada Oktober tahun lalu. Baik negara berkembang maupun negara maju keduanya diramal bakal memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Namun, IMF justru merevisi turun prospek pertumbuhan PDB Indonesia menjadi 4,8% untuk 2021. Lebih rendah 1,3 poin persentase dibanding perkiraan pada Oktober tahun lalu.

Sebelum IMF, Bank Dunia sebelumnya juga menurunkan proyeksi PBD Indonesia. Bank Dunia kini memperkirakan PDB RI untuk tahun 2021 bakal tumbuh 4,4%. Angka tersebut direvisi turun sebesar 0,2 poin persentase dari ramalan sebelumnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular