
Duh...IHSG Longsor! Tenang, Asing Masih Borong Saham Rp 12 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) longsor di bawah level psikologis 6.000. Pada sesi II, Kamis ini (28/1/2021), indeks acuan Bursa Efek Indonesia (BEI) ini anjlok hingga 2,31% di posisi 5.968 pada pukul 13.58 WIB.
Meski demikian, data BEI mencatat, investor asing masih mencatatkan bei bersih hingga saat ini.
Buktinya, jika dihitung dalam sebulan terakhir, investor asing masih masuk Rp 11,72 triliun di semua pasar, terdiri dari pasar reguler Rp 9,64 triliun, dan pasar nego dan tunai Rp 2,08 triliun.
Dalam sepekan terakhir perdagangan akumulatif, net buy asing tercatat Rp 408,62 miliar di pasar reguler, dan terjadi net sell di pasar nego dan tunai Rp 13,39 miliar.
Adapun pada awal sesi II ini, asing mencatatkan net sell alias keluar Rp 162 miliar di pasar reguler.
Beberapa saham yang dilepas asing pada Kamis sesi II ini di antaranya saham-saham papan atas dengan kapitalisasi besar.
5 Saham Top Net Foreign Sell, Sesi II (Reguler)
1. Telkom Indonesia (TLKM), net sell Rp 56 M, saham -3,85% Rp 3.250
2. Bank Mandiri (BMRI), net sell Rp 25 M, saham -4,11% Rp 6.975
3. Adaro Energy (ADRO), net sell Rp 20 M, saham -4,02% Rp 1.195
4. Indofood Sukses Makmur (INDF), net sell Rp 17 M, saham -2,67% Rp 6.375
5. Indocement Tunggal (INTP), net sell Rp 15 M, saham -6,65% Rp 13.325
Bursa saham domestik pada perdagangan hari ini memang diprediksi masih susah bergerak naik. Pasalnya, pasar saham global sedang dalam tekanan, setelah bursa saham Amerika Serikat di Wall Street ditutup merah pada perdagangan dini hari tadi.
Kemarin, IHSG juga terkoreksi 0,50% ke level 6.109,16. Data perdagangan mencatat, investor asing kemarin melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 109 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 19,5 triliun
Reliance Sekuritas Indonesia mengemukakan sentimen yang mempengaruhi perdagangan saham hari ini datang dari bursa AS yang ditutup kebakaran. Pelemahan ini disebabkan karena pendapatan mengecewakan dari raksasa teknologi dan di tengah kekhawatiran yang berkembang bahwa ekuitas telah dinilai over value.
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 2,05% ke level 30.303,17, S&P 500 ambrol 2,57% ke posisi 3.750,77 dan Nasdaq Composite ambles parah 2,61% ke 13.270,6.
Aksi jual saham juga didorong sebagian oleh spekulasi bahwa para pengelola dana alias hedge fund akan dipaksa untuk mengurangi kepemilikan saham karena investor ritel melakukan upaya bersama untuk meningkatkan saham dari saham yang dibeli oleh investor profesional.
Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan sentimen berikutnya datang dari keputusan The Fed untuk mempertahankan tingkat suku bunganya mendekati nol dan hal tersebut juga menandai pemulihan Amerika yang moderat.
Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan perekonomian Amerika masih jauh dari kata pemulihan.
Dia juga mengungkapkan laju pemulihan dalam aktivitas perekonomian dan pekerjaan telah menurun dalam beberapa bulan terakhir, dan hal tersebut terjadi dalam sektor yang justru paling terkena dampaknya akibat wabah virus corona.
Pilarmas menilai, saat ini pelaku pasar dan investor mulai merasakan yang sama, yaitu saham dinilai terlalu tinggi, begitupun dengan koreksi yang terjadi dalam IHSG dalam beberapa hari terakhir. Hal ini yang membuat pasar mengalami koreksi dalam pekan ini, terlebih lagi karena adanya ekspektasi karena adanya pemotongan proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh pemerintah Indonesia.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Gencar Borong Saham Energi Pada Minggu Pertama Tahun Ini