Joe Biden Dilantik Dolar AS Remuk di Asia, Rupiah Berjaya

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 January 2021 16:27
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah mampu menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (20/1/2021). Dolar AS sedang lesu sejak Selasa kemarin, jelang dilantiknya Joseph 'Joe' Biden sebagai Presiden AS ke-46.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di level Rp 14.050/US$. Setelahnya rupiah langsung menguat dan tidak pernah masuk ke zona merah.

Di akhir perdagangan, rupiah berada di Rp 14.020/US$, menguat 0,21% di pasar spot.

Tidak hanya rupiah, semua mata uang utama Asia menguat melawan dolar AS. Hingga pukul 15:06 WIB, dolar Singapura menjadi yang terbaik dengan penguatan 0,27%.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.

Di awal pekan lalu, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS berakhir stagnan setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi dalam satu bulan terakhir. Sementara kemarin indeks dolar AS turun 0,29%, dan berlanjut hari ini sebesar 0,18% ke 90,336.

Joe Biden akan dilantik menjadi Presiden AS Rabu (20/1/2021) siang waktu setempat, menggantikan Donald Trump yang kalah dalam pemilihan umum November tahun lalu.
Begitu dilantik, Biden akan langsung bergabung kembali dalam perjanjian iklim Paris, dimana Trump sebelumnya keluar dari perjanjian tersebut. Biden juga akan mencabut larangan Muslim datang ke AS, kemudian mewajibkan penggunaan masker.

Pada hari Kamis, Biden akan menandatangani peraturan presiden terkait dengan pembukaan kembali sekolah dan dunia usaha. Di hari Jumat, ia kan memerintahkan Kabinetnya untuk segera bertindak memberikan bantuan ekonomi bagi keluarga yang terdampak krisis akibat Covid-19.

Selain itu, Biden juga akan menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun. Pada bulan Maret 2020 lalu, pemerintah AS menggelontorkan stimulus fiskal pertama akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) senilai US$ 2 triliun.

Setelah stimulus tersebut dirilis, nilai tukar dolar AS terus melemah, maklum saja jumlah uang tunai yang bereda di perekonomian menjadi bertambah. Efek yang sama kemungkinan besar akan terjadi setelah stimulus fiskal dari Biden cair.

Calon menteri keuangan AS Janet Yellen, saat berbicara di hadapan Komite Finansial Senat mengatakan stimulus fiskal akan menjadi fokus pertama nanti.

"Itu (stimulus fiskal) akan menjadi fokus utama saya jika saya menjadi menteri keuangan, fokus pada kebutuhan para pekerja yang tinggal di kota dan pedesaan, dan memastikan kami akan memiliki perekonomian yang baik yang memberikan pekerjaan dan gaji yang bagus," kata Yellen sebagaimana dilansir CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular