Gokil! Harga Batu Bara Pekan Ini Melesat Hingga 6%

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
17 January 2021 13:10
FILE PHOTO: A tug boat pulls a coal barge along the Mahakam River in Samarinda, East Kalimantan province, Indonesia, March 2, 2016. REUTERS/Beawiharta/File Photo
Foto: REUTERS/Beawiharta/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara menguat tajam pada perdagangan pekan ini. Bahkan, kini harga si batu hitam ini sudah hampir mendekati level US$ 90 per ton.

Sepanjang pekan ini, harga batu bara acuan di pasar ICE Newcastle (Australia) melesat 5,96% ke level US$ 89,75 per ton secara point-to-point.

Kenaikan harga batu bara dipicu oleh ketatnya pasokan batu bara di China yang membuat harganya melonjak. Di saat yang sama China juga sedang memasuki periode musim dingin dan mendekati momentum perayaan Tahun Baru Imlek pada Februari nanti.

Kebutuhan akan listrik yang tinggi untuk penghangat ruangan, baik di segmen rumah tangga hingga kebutuhan industri, tidak mampu dicukupi.

Alhasil, pemerintah China membatasi pasokan listriknya dengan melakukan pemadaman di berbagai wilayah dan meminta masyarakat untuk menghemat listrik.

China pun akhirnya melonggarkan kebijakan impornya. Namun, karena hubungan yang retak, China memilih mengimpor lebih banyak batu bara termal asal Indonesia dan memboikot batu bara yang diekspor dari Australia. Ini jelas menjadi sentimen positif bagi emiten batu bara nasional.

China diperkirakan akan membeli batu bara Indonesia senilai US$ 1,47 miliar atau sekitar Rp 20,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.100 per US$) pada 2021.

Hal tersebut berdasarkan Nota Kesepahaman (MoU) antara Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) dengan China Coal Transportation and Distribution yang ditandatangani pada 25 November 2020 lalu.

Seolah bertukar pasar, kini Indonesia menjadi pemasok batu bara China dan Australia mengambil alih pasar India. China dan India merupakan dua negara dengan konsumsi batu bara terbesar di dunia.

Impor China dari Indonesia melonjak menjadi 12,19 juta ton pada Desember, melampaui rekor sebelumnya 10,47 juta pada April 2019, dan naik hampir tiga kali lipat dari 4,3 juta yang tercatat pada November.

Impor India dari Australia mencapai 6,24 juta ton pada Desember, naik dari 5,06 juta pada November dan 5,48 juta pada Oktober, dengan ketiga bulan terakhir ini mengalahkan rekor tertinggi sebelumnya sebesar 4,81 juta dari Desember 2019.

Sedangkan, Impor India dari Indonesia mencapai 5,65 juta ton pada bulan Desember, di bawah volume dari Australia, dan turun dari 5,82 juta pada bulan November dan 6,75 juta pada bulan Oktober.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Demand Belum Membaik, Industri Batu Bara Butuh Relaksasi Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular