Wall Street Dibuka Menguat Jelang Rilis Detil Stimulus Biden

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
14 January 2021 21:50
Smartsheet Inc. President and CEO Mark Mader rings a ceremonial bell to celebrate his company's IPO on the floor of the New York Stock Exchange (NYSE) in New York, U.S., April 27, 2018. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Kamis (14/1/2021), karena pasar mengantisipasi pengumuman detil paket stimulus presiden terpilih Joe Biden di tengah tekanan kenaikan suku bunga dan perkembangan vaksin.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 95,23 poin (+0,3%) pada pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) danĀ 20 menit kemudian surut menjadi 131,2 poin (+0,42%) ke 31.191,64. S&P 500 tumbuh 7 poin (+0,18%) ke 3.816,84. Nasdaq naik 39,6 poin (+0,3%) ke 13.168,51.

Presiden terpilih AS Joe Biden akan mengumumkan detil rencana stimulus, termasuk di dalamnya bantuan langsung tunai (BLT) US$ 600, perpanjangan tunjangan pengangguran, dan bantuan untuk negara bagian. Total nilainya, menurut laporan CNN, bisa mencapai US$ 2 triliun.

"Bursa saham memperpanjang reli mereka berkat berlanjutnya stabilitas di 'tiga pilar' (stimulus, vaksin, dan kinerja korporasi)... Angka US$ 2 triliun sejalan dengan ekspektasi," tutur Adam Crisafulli, dari Vital Knowledge dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

Data uji-coba yang dipublikasikan pada Rabu menunjukkan bahwa vaksin besutan Johnson & Johnson sebagai aman dan efektif untuk orang tua maupun muda. Namun investor juga mengantisipasi klaim pengangguran pekan lalu yang bertambah 965.000, atau lebih buruk dari prediksi pasar dalam survei Dow Jones yang memperkirakan angka 800.000.

Pada Rabu, indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat masing-masing sebesar 0,2% dan 0,4%. Indeks Dow Jones ditutup flat. Reli itu terbentuk setelah saham Intel lompat nyaris 7% dn memimpin indeks saham sektor teknologi.

Reli yang terbatas itu terjadi di tengah kesepakatan House of Representative (DPR) untuk memakzulkan Donald Trump dari kursi kepresidenan karena menyulut penyerbuan gedung Capitol.

Mantan taipan properti itu menjadi orang pertama dalam sejarah AS yang dimakzulkan dua kali. Namun, kabar itu tak membuat pelaku pasar cemas, terlihat dari kontrak berjangka (futures) indeks saham AS yang masih menguat tipis.

Pelaku pasar juga terus memantau kebijakan suku bunga acuan, setelah catatan resmi bank sentral AS mengindikasikan bahwa Fed Funds Rate akan tetap longgar ke depan. Imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) AS tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar pun melemah menjadi 1,09% setelah sempat naik hingga 1,18%.

Sebelumnya, pelaku pasar memperkirakan suku bunga acuan akan meningkat seiring dengan mengucurnya stimulus fiskal setelah Partai Demokrat mengamankan posisi di DPR dan Senat. Inflasi pun diekspektasikan terus meningkat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular