Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Fluktuatif

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
12 January 2021 18:49
Foto: REUTERS/Stephen Yang
Foto: REUTERS/Stephen Yang

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) menguat tipis pada perdagangan Selasa (12/1/2021), setelah kemarin terkoreksi akibat aksi ambil untung (profit taking).

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average menguat, mengindikasikan bahwa indeks berisi 30 saham unggulan di AS itu bakal naik 50 poin di pembukaan. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq juga tumbuh.

Pada Senin, Wall Street merah membara setelah investor menghitung ulang valuasi saham di tengah kenaikan ke level tertinggi, terutama di tengah masih menyebarnya virus Covid-19. Indeks Dow Jones Industrial Average tertekan 90 poin, S&P 500 surut 0,7%, Nasdaq drop 1,25% dan Russell 2000 tertekan 0,03%.

Saham teknologi berguguran dipimpin Apple sebesar -2,3%, diikuti Facebook, Amazon, Netflix, dan induk Google Alphabet. Tesla ambles 7,8% menjadi kinerja harian terburuk sejak 23 September.

Pendiri DoubleLine Capital Jeff Gundlach mengingatkan bahwa valuasi pasar sudah relatif tinggi jika dibandingkan dengan standard historis di tengah risiko kenaikan inflasi yang ditopang stimulus bernilai besar.

"Jika melihat data bursa 4 dekade terakhir, ada banyak metrik yang menunjukkan kondisi overvaluasi lebih dari 1%. Yang membuat itu terjadi, tentu saja, adalah kebijakan suku bunga nol persen The Fed dan janji untuk menjaganya tetap nol," tuturnya kepada CNBC International.

Investor juga fokus memantau perkembangan di Washington setelah DPR yang dikendalikan Partai Demokrat pada Senin mengajukan pasal pemakzulan (impeachment) terhadap Presiden AS Donald Trump karena menyulut penyerbuan massa ke gedung Capitol pekan lalu.

Selain itu, prospek stimulus fiskal tambahan pada tahun ini juga terus diperhatikan setelah Partai Demokrat mendominasi Senat dan Kongres. Presiden terpilih Joe Biden pada Jumat menjanjikan gelontoran stimulus ekonomi, yang disebutkan bernilai "triliunan dolar."

Dia menjanjikan akan memberikan lebih banyak detil pada Kamis nanti, atau enam hari jelang hari pertamanya berkantor di Ruang Oval, Gedung Putih. Kebutuhan stimulus yang lebih besar semakin mendesak menyusul buruknya data ketenagakerjaan per Desember lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular