
Pelan-pelan Saham BRI Ngegas, Siap Pecahkan Rekor Tertinggi

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) pada perdagangan Selasa (12/1/2021) ditutup melesat 1,51% ke posisi Rp 4.720/saham. Dengan kenaikan hari ini, maka dalam 3 bulan terakhir saham BBRI naik 49,37%.
Saham BBRI hampir mendekati level tertingginya sepanjang masa, di mana level tertinggi sebelumnya berada di level Rp 4.740/saham pada 23 Januari 2020 lalu.
Data perdagangan hari ini menunjukkan, saham BBRI ditransaksikan senilai Rp 1,1 triliun dengan volume perdagangan 230,2 miliar saham. Asing melakukan net buy di saham BBRI sebanyak Rp 4,27 triliun di pasar reguler.
Hal ini seiring dari perbaikan fundamental perbankan, aliran dana asing yang masuk ke sector perbankan, dan valuasi yang wajar.
Adapun saat ini, valuasi laba bersih dibandingkan dengan harga sahamnya (price to earnings ratio/PER), saham BBRI masih terjangkau di angka 30,93, walaupun angkanya lebih besar dari PER rata-rata saham perbankan lainnya di angka 13,76.
Sedangkan, valuasi harga dibanding nilai bukunya (price to book value/PBV), saham BBRI masih terbilang murah yakni di angka 0,06, lebih murah dari PBV rata-rata saham perbankan lainnya di angka 1,66.
Faktor pendorong naiknya harga saham BBRI adalah terkait prospek vaksin virus corona (Covid-19) yang semakin positif, apalagi proses vaksinasi akan dimulai pada Rabu (13/1/21) besok.
Hal ini juga menjadi pendorong bahwa pemulihan ekonomi akan semakin besar, walaupun saat ini di sejumlah wilayah di Pulau Jawa dan Bali sedang diterapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama 2 minggu hingga 25 Januar 2021.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan vaksinasi Covid-19 akan dimulai pada Rabu besok. Jokowi dan jajaran menteri kabinet Indonesia Maju akan jadi penerima vaksin pertama.
Untuk mendukung program vaksinasi yang akan dimulai besok, maka Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah memberi label halal dan suci untuk vaksin Covid-19 buatan Sinovac.
Sementara itu, Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) juga telah menerbitkan izin darurat penggunaan vaksin Covid-19 buatan Sinovac pada Senin kemarin. Adapun efikasi dari vaksin Sinovac tersebut sebesar 65,3%.
Sebelumnya, Jokowi mengungkapkan vaksin ini dikirimkan ke 34 provinsi. Tahap pertama sebanyak 700.000 dosis vaksin yang dikirim ke daerah-daerah.
"Untuk vaksinasi yang pertama memang prioritasnya di tenaga kesehatan, dokter, perawat yang ada di rumah sakit. Kedua nanti TNI/Polri dan juga guru langsung kita berbarengan dengan itu juga masyarakat," ungkap Jokowi.
Meski vaksinasi sudah dimulai minggu ini, Jokowi meminta kepada semua pihak tetap waspada dan tidak lengah terhadap virus corona (Covid-19). Masyarakat diharapkan tetap menjalankan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
"Perkiraan vaksinasi akan selesai 3,5 tahun tapi di negara kita Insya Allah kemarin mendapatkan informasi dari Pak menteri 15 bulan, masih saya tawar kurang dari setahun harus selesai. Kita memang harus kerja keras," jelas Jokowi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba Q3 Capai Rp 14,12 T, Saham BBRI Diborong Asing Rp 297 M