Duh Dolar AS Lagi Garang, Rupiah pun Ditekuk & Tumbang

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
08 January 2021 09:12
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah 0,07 % di pembukaan perdagangan pasar spot hari ini, Jumat (6/1/2021). Untuk US$ 1 kini dibanderol di Rp 13.900 Pelemahan AS terjadi seiring dengan penguatan indeks dolar.

Indeks dolar yang mengukur posisi greenback terhadap mata uang lain menguat 0,19% hari ini. Alhasil mata uang lainnya terutama mata uang Asia seperti rupiah tumbang.

Pada perdagangan kemarin rupiah mengalami pelemahan tipis. Di arena pasar spot rupiah ditutup melemah tipis 0,07% ke Rp 13.890/US$. Mulai awal Januari 2021 nilai tukar rupiah sudah turun ke bawah Rp 14.000/US$.

Ekspektasi bangkitnya perekonomian AS di tahun ini, serta kenaikan yield obligasi (Treasury) AS menjadi pemicu bangkitnya indeks dolar AS. Selain itu, pernyataan para pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang menunjukkan optimisme pemulihan ekonomi membuat dolar AS "mengamuk".

Namun tren pelemahan dolar AS dinilai akan terus berlanjut tahun ini. Survei yang dilakukan oleh Reuters terhadap 72 analis dan strategis valuta asing berpandangan bahwa tren koreksi dolar AS bisa berlangsung lebih dari 1 tahun. Setidaknya hal tersebut diungkapkan oleh 49% dari responden yang disurvei.

Tahun lalu indeks dolar terkoreksi 6,7%. Tahun ini indeks dolar diperkirakan bakal melemah 5-10% lagi. Pelemahan dolar AS, ekspektasi inflasi yang tinggi serta imbal hasil riil aset safe haven seperti obligasi pemerintah AS yang negatif membuat investor melarikan sebagian uangnya ke aset-aset berisiko seperti saham.

Aset-aset di negara berkembang seperti Indonesia yang masih menawarkan imbal hasil positif dan menarik pun diperkirakan bakal ikut kebanjiran dana. Adanya inflow yang masif ke pasar keuangan domestik akan mengangkat aset-aset finansialnya.

Rupiah yang selama ini kecanduan akan 'hot money' bisa jadi garang. Bank investasi global JP Morgan bahkan memberikan outlook bullish terhadap rupiah. Bank asal Wall Street tersebut memproyeksikan IHSG bisa tembus 6.800 dan nilai tukar rupiah bisa ke Rp 13.500/US$. 

Tren pelemahan dolar AS juga masih berpotensi lanjut dengan adanya The Biden Effect. Kendati sempat ricuh dan membuat gedung kongres The Capitol didatangai masa pendukung Trump menolak hasil pemilu, kongres tetap menetapkan Joe Biden dari Partai Demokrat sebagai Presiden ke-46 Paman Sam.

Tidak hanya itu Partai Demokrat juga memenangkan pemilihan Senat di Georgia. Dua orang calon Senator asal Demokrat yakni Jon Ossoff dan Raphael Warnock berhasil merebut dua kursi Senator dari petahana Partai Republik. Dengan begitu saat ini baik Senat maupun The House (DPR) dikuasai oleh Partai Biru.

Kemenangan Demokrat di segala lini membuat kemungkinan kebijakan fiskal ekspansif di tengah masih merebaknya pandemi Covid-19 bakal ditempuh. Tambahan stimulus bernilai jumbo berpeluang kembali digelontorkan. 

Sentimen negatif yang saat ini masih membayangi rupiah adalah semakin merebaknya wabah Covid-19. Kemarin kasus harian tembus rekor tertinggi. Dalam satu hari kasus infeksi Covid-19 bertambah lebih dari 9.000 orang.

Melihat keterisian kasur rumah sakit yang melebihi kapasitas 70% di Jawa membuat pemerintah akhirnya harus memutuskan untuk menarik rem darurat. Mulai 11-25 Januari PSBB di Jawa-Bali resmi diketatkan.

Kendati tidak semua wilayah terkena dampak, tetapi ketetapan tersebut berlaku di daerah-daerah dengan kontribusi perekonomian tinggi di Jawa maupun Bali. Pemerintah pun mengakui bahwa potensi ekonomi tertekan di kuartal pertama memang besar. 

Tak hanya itu saja, mulai 1-14 Januari warga negara asing (WNA) juga dilarang masuk ke RI karena dikhawatirkan akan membawa varian baru virus Corona yang diklaim 70% lebih menular tersebut. 


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular