
Wall Street Dibuka Variatif, Saham Teknologi Tertekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada pembukaan perdagangan Rabu (6/1/2021), menyusul aksi tunggu dan cermati (wait and see) pemodal terhadap hasil pemilihan senator di negara bagian Georgia.
Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 20 poin (+0,08%) pada pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan 15 menit kemudian menjadi 175,5 poin (+0,58%) ke 30.567,11. S&P 500 naik 6,55 poin (+0,18%) ke 3.733,41. Namun, Nasdaq drop 73 poin (-0,57%) ke 12.745,96.
Di sisi lain, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik melewati level psikologis 1% atau pertama sejak Maret Saham JPMorgan Chase dan Bank of America menguat masing-masing sebesar 2,5% dan 4,4%.
Perhatian investor tak terlepas dari proses politik di Georgia AS di mana kandidat senator dari Partai Republik yakni Kelly Loeffler dan David Perdue bersaing melawan kandidat dari Partai Demokrat Raphael Warnock dan Jon Ossoff, memperebutkan kursi Senat.
Jika Partai Demokrat menang, maka kepenguasaan kursi Senat akan imbang 50-50, dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris menjadi kunci bagi Partai Demokrat untuk memenangi Senat. NBC News memperkirakan Warnock melibas Loeffler, sedangkan Perdue dan Ossoff masih bersaing ketat.
Pelaku pasar khawatir kemenangan Partai Demokrat di Senat bakal berujung pada kenaikan pajak korporasi dan regulasi yang lebih ketat mengatur perusahaan. Namun di sisi lain, kondisi tersebut bakal berujung pada gelontoran stimulus fiskal lebih besar.
"Dalam jangka pendek, pasar lebih memfaktorkan lebih banyak stimulus. Dari sudut pandang bursa saham, itu berarti saham teknologi bakal tertekan sedangkan saham siklikal atau berbasis nilai akan menguat," tutur Tom Essaye, Pendiri Sevens Report, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Goldman Sachs memprediksi paket stimulus baru bakal cair jika Demokrat memenangi Senat, dengan nilai minimal US$ 600 miliar. Dipacu ekspektasi demikian, beberapa saham pun menguat. Saham United Airlines melambung 1% dan Carnival Corp menguat 0,6%.
Saham-saham teknologi pun tertimpa aksi jual karena investor beralih dari saham berorientasi pertumbuhan ke saham yang diuntungkan oleh stimulus. Kenaikan pajak juga bakal menekan harga saham emiten teknologi. Di pembukaan, saham Apple dan Facebook kompak turun 2%.
Dari sisi fundamental, ADP melaporkan bahwa data penggajian swasta anjlok 123.000 pada Desember, menjadi kontraksi yang pertama sejak pandemi. Padahal, ekonom dalam survei Dow Jones memperkirakan pertumbuhan 60.000.
Kemarin, indeks S&P 500 menguat 0,7%, Dow Jones meningkat 0,6% atau 167 poin, sedangkan Nasdaq tumbuh 1. Kenaikan tersebut terjadi setelah pemodal berspekulasi bahwa ekonomi global tengah pulih, sehingga mendongkrak harga minyak mentah dan komoditas energi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir