Bursa Asia Ditutup Beragam, Bursa RI Paling Parah Karena PSBB

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
06 January 2021 17:15
People walk past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, July 10, 2019. Asian shares were mostly higher Wednesday in cautious trading ahead of closely watched congressional testimony by the U.S. Federal Reserve chairman. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Asia (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia ditutup bervariasi pada Rabu (6/1/2021), setelah perilisan data ekonomi di China dan Jepang yang hasilnya cukup mengecewakan bagi pelaku pasar Asia.

Tercatat tiga indeks Asia yang mampu bertahan di zona hijau, yakni Hang Seng Hong Kong yang ditutup menguat 0,15%, Shanghai Composite China terapresiasi 0,63%, dan STI Singapura yang naik 0,12%.

Sedangkan indeks Nikkei Jepang ditutup melemah 0,38% dan KOSPI Korea Selatan ditutup merosot 0,75% pada hari ini.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini ditutup ambles 1,17% di level 6.065,68, setelah diketatkannya kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh Pemerintah yang berlaku di daerah Jawa dan Bali.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 91 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 19 triliun.

Di Asia, data aktivitas Jasa China yang ditunjukan dalam Purchasing Manager' Index (PMI) versi Caixin menunjukkan pelemahan 1,5 poin menjadi 56,3 pada Desember 2020.

Data indeks keyakinan konsumen (IKK) Jepang pada Desember 2020 juga mengalami penurunan, yakni turun 1,9 poin menjadi 31,8.

Di sisi lainnya, perkembangan pandemi virus corona (Covid-19) yang semakin mengkhawatirkan mempengaruhi pergerakan bursa Asia.

Selanjutnya sentimen negatif datang dari rilis Bank Dunia (World Bank) yang memprediksi ekonomi global akan tumbuh terbatas, dengan asumsi vaksin Covid-19 telah diterima secara luas di banyak negara.

Dalam laporan "Global Economic Prospects (GEP)" yang dirilis pada Selasa (5/1/2021), Bank Dunia menilai ekonomi global bakal tumbuh setelah kontraksi 4,3% pada tahun 2020. Pandemi membuat jutaan orang jatuh miskin dan dapat menekan aktivitas ekonomi dalam jangka panjang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular