
Begini Tanda-tanda IHSG Bakal Koreksi, Mulai Jenuh Beli

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia kompak ditutup di zona hijau pada perdagangan pertama di tahun 2021, Senin (4/1/2021) kemarin. Namun pada perdagangan pagi ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masuk ke zona merah dan tak kuat bertahan di zona hijau saat pembukaan.
Koreksi IHGS disebabkan karena kejatuhan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street berakhir di zona merah pada perdagangan pertama di tahun 2021, Senin (4/1/2020) waktu AS, di tengah pemilihan putaran kedua yang akan datang di negara bagian Georgia dan lonjakan kembali kasus virus korona.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup terjatuh 1,22% ke level 30.233,63. S&P 500 ambles 1,48% ke 3.700,65 dan Nasdaq Composite terkoreksi 1,47% ke 12.698,71.
Dow Jones sempat menyentuh rekor tertinggi di awal sesi bersama dengan S&P 500, Namun akhirnya juga terseret oleh penurunan lebih dari 4% saham Boeing Co setelah Bernstein memangkas peringkatnya menjadi "berkinerja buruk," akibat kekhawatiran dari kinerja arus kas perusahaan.
Sebelumnya juga, ketiga indeks utama sempat mencetak rekor tertinggi di Dow dan S&P 500 hingga memperpanjang reli tahun 2020 yang dipicu oleh stimulus moneter dan dimulainya peluncuran vaksin.
"Investor berada pada titik di mana mereka ingin beristirahat, sementara mereka menilai semua hal berbeda yang akan datang di tahun baru," kata Lindsey Bell, kepala strategi investasi di Ally Invest, di Charlotte, North Carolina.
Nasib agenda Presiden terpilih AS Joe Biden, seperti merubah kebijakan perpajakan, meningkatkan stimulus, dan pengeluaran infrastruktur bergantung pada perlombaan Senat kembar hari Selasa di negara bagian Georgia yang akan menentukan kendali majelis.
Di lain sisi, total kematian AS akibat COVID-19 telah mencapai lebih dari 350.000. Hal ini terjadi setelah pejabat kesehatan di Florida mengumumkan temuan kasus pertama varian baru Covid-19 yang lebih menular pada 31 Desember 2020 lalu.
Sementara itu, data ekonomi AS menunjukkan aktivitas manufaktur Paman Sam yang ditunjukkan dalam data Purchasing Manager' Index (PMI) versi markit meningkat pada laju tercepat dalam lebih dari enam tahun pada periode Desember 2020.
Data PMI Negeri Paman Sam tersebut juga berhasil menunjukkan ekspansi sebesar 0,4 poin menjadi 57,1, menyusul data PMI di kawasan Asia dan Eropa yang sudah terlebih dahulu dirilis.
Namun, beberapa investor berhati-hati tentang laju pertumbuhan ekonomi karena klaim pengangguran AS tetap tinggi, sementara babak baru pembatasan terkait pandemi bulan lalu dan varian baru virus korona telah membayangi prospek.
Di dalam negeri, data ekonomi yang akan dirilis pada hari ini adalah data indeks keyakinan konsumen (IKK) untuk periode Desember 2020 dan data penjualan ritel periode November 2020.
Dua data ekonomi ini juga merupakan leading indicator atau indikator acuan untuk menilai seberapa besar kenaikan atau penurunan daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19.
Konsensus dari Reuters memperkirakan IKK RI pada Desember 2020 tercatat di angka 90 atau turun 2 poin dari sebelumnya. Sedangkan konsensus penjualan ritel Indonesia berada di angka -8,5%.
![]() Teknikal IHSG |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terkoreksi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.139. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.039.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 62 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli namun RSI sudah mendekati indikator jenuh beli sehingga berpotensi terkoreksi.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish atau terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI mendekati jenuh beli.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000