
Perhatian! Bursa Asia Terjun Bebas, Siapkan Parasut

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia dibuka melemah pada perdagangan Selasa (5/1/2021), mengikuti bursa saham acuan global, Wall Street yang melemah pada perdagangan Senin (4/1/2021) waktu Amerika Serikat (AS).
Indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,33%, Hang Seng Hong Kong merosot 0,7%. Shanghai Composite China terkoreksi 0,31%, Straits Times Index ambles 0,82%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,53%.
Beralih ke bursa saham Negeri Paman Sam (AS), Wall Street ditutup berjatuhan pada perdagangan Senin (4/1/2021) waktu setempat.
Dow Jones Industrial Average ditutup 382,59 poin lebih rendah atau ambles 1,3% ke level 30.223,89. Di satu titik, indeks ini sempat turun lebih dari 700 poin yang menandai negatif pertama dalam satu tahun sejak 2016.
Sementara S&P 500 merosot 1,5% ke 3.700,65 sedangkan Nasdaq, yang kaya emiten teknologi, terperosok 1,5% ke 12.694,45. Dow dan S&P 500 sempat mencatat rekor tertinggi di pembukaan sebelum kembali berbalik arah.
Aksi jual terbesar terjadi dalam satu hari sejak 28 Oktober, untuk Dow dan S&P 500. Sementara kinerja harian Nasdaq kemarin adalah yang terburuk sejak 9 Desember.
Total kematian AS akibat Covid-19 telah mencapai lebih dari 350.000. Hal ini terjadi setelah pejabat kesehatan di Florida mengumumkan temuan kasus pertama varian baru Covid-19 yang lebih menular pada 31 Desember 2020 lalu.
Belum lagi Inggris akhirnya memberlakukan penguncian nasional (lockdown) untuk mengekang penyebaran strain baru virus corona, B117. Warga hanya boleh meninggalkan rumah untuk keperluan penting, bekerja jika benar-benar tak bisa dilakukan dari jarak jauh dan olahraga.
Investor tambah dipenuhi aura negatif karena Partai Republik sepertinya akan tetap mengendalikan Senat AS, ketika pemilihan anggota Senat Georgia menunjukkan signal memenangkan kursi.
Nasib agenda Presiden terpilih AS Joe Biden, seperti merubah kebijakan perpajakan, meningkatkan stimulus, dan pengeluaran infrastruktur mungkin saja akan mendapatkan perlawanan kuat dari Senat, jika lawan Demokrat itu memimpin.
"Trader mulai gelisah," kata Kepala Ekonom di FNH Financial, Chris Low, dikutip dari AFP.
"(Padah awalnya) trader tampak cukup happy dengan jalannya pemilihan karena kemungkinan pemerintahan tidak akan terpecah dan tidak ada yang benar-benar radikal."
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
