Analisis Teknikal

Sedih! Rupiah Mau Melemah Lagi, Level Rp 13.000/US$ Gak Lama

Putra, CNBC Indonesia
05 January 2021 08:45
Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan kemarin, Senin (4/1/2021) yakni sebesar 1,1% ke level Rp 13.885/US$.

Nyaris seluruh mata uang utama Asia menguat di hadapan dolar AS. Hanya dolar Taiwan yang masih nyangkut di zona merah.

Namun tidak ada mata uang negara tetangga yang bisa terapresiasi lebih dari 1%. Oleh karena itu, rupiah secara sah dan meyakinkan menjadi mata uang terbaik di Asia pada perdagangan kemarin.

Meskipun demikian laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Paman Sam tampaknya akan melemah di perdagangan pasar spot hari ini, Selasa (5/1). Tanda-tanda depresiasi rupiah sudah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF).

Dollar Index sendiri terpantau menguat 0,10% pada perdagangan pagi ini yang juga berpotensi menjegal laju rupiah.

Di dalam negeri, data ekonomi yang akan dirilis pada hari ini adalah data indeks keyakinan konsumen (IKK) untuk periode Desember 2020 dan data penjualan ritel periode November 2020.

Dua data ekonomi ini juga merupakan leading indicator atau indikator acuan untuk menilai seberapa besar kenaikan atau penurunan daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19.

Konsensus dari Reuters memperkirakan IKK RI pada Desember 2020 tercatat di angka 90 atau turun 2 poin dari sebelumnya. Sedangkan konsensus penjualan ritel Indonesia berada di angka -8,5%.

Analisis teknikal rupiah, 5 Januari 2021/Tri PutraFoto: Analisis teknikal rupiah, 5 Januari 2021/Tri Putra
Analisis teknikal rupiah, 5 Januari 2021/Tri Putra

Analisis Teknikal

Pergerakan rupiah dengan menggunakan periode harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, rupiah berada di area batas bawah dengan BB yang melebar maka pergerakan rupiah selanjutnya cenderung melemah.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area Rp 14.033/US$. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area Rp 13.810/US$.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 20, yang menunjukkan adanya indikato jenuh jual yang menunjukkan peluang rupiah untuk melemah sangatlah terbuka.

Selanjutnya muncul pola candlestick White Marubozu yang ditunjukkan oleh garis candlestick full body yang menunjukkan potensi rupiah untung tedepresiasi pada perdagangan selanjutnya sangatlah kuat,.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung terdepresiasi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang jenuh jual dan indikator candlestick white marubozu.

Rupiah perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Keok di Depan Mata Uang Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular