2019 Rupiah Berjaya, 2020 Anjlok 1% Lebih di Kurs Tengah BI

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 December 2020 10:32
valas
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah pun perkasa di perdagangan pasar spot.

Pada Rabu (30/12/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.105. Rupiah menguat 0,45% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Besok, operasional BI tutup karena cuti bersama pengganti Idul Fitri. Oleh karena itu,kurs Jisdor hari ini adalah yang terakhir sepanjang 2020.

Tahun ini, rupiah melemah 1,15% secara point-to-point di kurs tengah BI. Memburuk dibandingkan kinerja 2019, di mana rupiah perkasa dengan apresiasi 3,7%.

Sementara di pasar spot, rupiah juga menguat pagi ini. Pada pukul 10:09 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.065 di mana rupiah menguat 0,32%.

Sebagaimana di pasar spot, rupiah pun kemungkinan masih melemah secara year-to-date (YtD). Membuat rupiah positif secara YtD bak mission impossible, karena pada awal 2020 dolar AS berada di kisaran Rp 13.800-an.

Tidak hanya rupiah, seluruh mata uang utama Asia terapresiasi di hadapan dolar AS. Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:10 WIB:

Dolar AS belum bisa lepas dari tekanan. Pada pukul 09:22 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,25%.

Dalam sebulan terakhir, Dollar Index terkoreksi 2,29%. Secara YtD, koreksinya mencapai hampir 7%.

Dolar AS memang sedang apes. Data US Commodity Futures Trading Commission menyebutkan, nilai posisi jual (short) terhadap dolar AS pada pekan yang berakhir 21 Desember 2020 adalah US$ 30,15 miliar. Ini adalah nilai tertinggi dalam tiga bulan terakhir.

Artinya, investor memang masih cenderung melepas dolar AS. Tren suku bunga rendah di Negeri Adidaya yang mungkin bertahan dalam hitungan tahun membuat berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS menjadi kurang menarik.

"Kami masih memperkirakan dolar AS akan melemah memasuki 2021. Masa depan greenback akan sangat tergantung kepada bagaimana AS mengendalikan pandemi vrus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) dan pelaksanaan stimulus fiskal," sebut riset BBH, seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Dolar AS Balas Dendam, Rupiah Dibikin KO Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular