Gawat! Trump Ogah Teken Paket Stimulus, AS Bisa Shutdown Lagi

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
24 December 2020 10:06
Election 2020 Trump
Foto: AP/Evan Vucci

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam tidak akan menekan paket dana pemerintah (spending package) senilai US$ 2,3 triliun. Hal ini memberikan ancaman baru bagi perekonomian negara adidaya itu.

Paket dana stimulus pemerintah senilai US$ 2,3 triliun atau setara Rp 32.200 triliun (kurs Rp 14.000/US$) itu termasuk hampir US$ 900 miliar untuk bantuan krisis virus corona yang disepakati untuk mengakhiri negosiasi berbulan-bulan antara Partai Republik dan Demokrat di Kongres AS.

Dilansir dari Reuters, Trump belum mengatakan apa yang akan dilakukannya jika pemerintah kehabisan dana, tetapi penyimpangan sebelumnya telah menyebabkan puluhan ribu pekerja non-esensial diberi cuti dan lainnya, termasuk mereka yang berurusan dengan keselamatan publik, dipaksa bekerja tanpa bayaran.

Kemungkinan adanya veto Trump tersebut dapat mengakibatkan penutupan sebagian pemerintah alias shutdown. Alasan Trump karena dia keberatan dengan perlindungan tanggung jawab untuk perusahaan media sosial yang tidak terkait dengan anggaran keamanan nasional.

Sebelumnya penutupan kantor pemerintahan AS pernah terjadi di akhir tahun 2018 dan awal 2019. Hal ini memaksa PNS AS untuk dirumahkan sementara dan mengakibatkan penutupan besar-besaran.

Namun di tahun ini ancaman itu telah membuat penanganan corona di AS berada dalam titik nadir.

Pasalnya bila paket ini tidak ditandatangani, operasi penuntasan Covid-19 di negeri Paman Sam itu akan mandek tanpa pendanaan per hari Senin (28/12/2020).

Tak hanya penanganan corona namun juga pelayanan publik vital lainnya diprediksi akan tutup sementara.

Lantas apa saja yang akan terjadi bila pendanaan tersebut tidak cair?

Berikut dampak-dampak yang akan terjadi jika Trump tidak meneken anggaran tersebut sebagaimana yang terjadi tahun sebelumnya, dilansir Reuters.

1. Bantuan Ekonomi

Tunjangan pengangguran yang dibayarkan kepada sekitar 14 juta orang Amerika melalui program pandemi akan berakhir pada Sabtu ini. Membiarkan program ini dihentikan akan mengakibatkan hilangnya pendapatan secara tiba-tiba bagi orang-orang yang kehilangan pekerjaan karena virus tersebut yang mendorong penutupan ekonomi.

2. Distribusi Vaksin

Pemerintah federal telah membeli 400 juta dosis vaksin COVID-19, atau cukup untuk 200 juta orang, dari Moderna dan Pfizer tetapi membutuhkan dana tambahan untuk membeli lebih banyak dosis.

Mereka juga telah menandatangani kontrak dengan perusahaan lain untuk vaksin yang belum disahkan. Perusahaan swasta, termasuk McKesson, UPS dan FedEx, mendistribusikan dosis tetapi masih mengandalkan staf di Departemen Pertahanan dan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan untuk mendapatkan kekuatan tambahan.

Negara bagian telah menerima US$ 340 juta dari pemerintah AS untuk membantu mengimbangi biaya yang mereka tanggung dari peluncuran vaksin tetapi mengatakan mereka masih mengalami kekurangan dana sekitar US$ 8 miliar. Bila stimulus tidak ditandatangani, hal ini akan menghentikan rencana Kongres untuk mendistribusikan dana guna menutupi kekurangan itu.

3. Sarana Kesehatan

Penutupan (shutdown) aktivitas pemerintahan AS sebelumnya telah menyebabkan meluasnya cuti sementara bagi pekerja di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), salah satu lembaga yang sekarang memimpin tanggapan terhadap pandemi virus corona.

4. Militer

Sebelumnya pada 2019 Departemen Pertahanan terus beroperasi hingga shutdown terakhir yang berlangsung selama 35 hari hingga akhir 2018 dan awal 2019. Selama periode itu, AS tidak dapat mengirimkan gaji kepada anggota militer dan pegawai sipil. Padahal personel militer yang aktif dianggap sebagai pekerja penting. Sementara itu beberapa pegawai sipil dan kontraktor diberhentikan.

5. Penegakan Hukum

Biro Investigasi Federal (FBI) dan lembaga penegak hukum lainnya terus bekerja selama penutupan sebelumnya. Asosiasi Agen FBI mengatakan setelah penutupan terakhir bahwa penyimpangan pendanaan membuat lebih sulit untuk mengejar kasus, sebagian karena mereka tidak dapat membayar informan.

Pengadilan federal sebagian besar tetap terbuka hingga penutupan terakhir karena mereka memiliki cukup uang yang tersedia untuk menopangnya melalui masa-masa tanpa pendanaan.

6. Situs Penting Nasional

Taman dan monumen nasional sebagian besar tetap buka selama penutupan terakhir, meskipun beberapa tempat, seperti Balai Kemerdekaan Philadelphia, ditutup. Taman-taman lain tetap buka dengan staf terbatas, yang menimbulkan keluhan tentang sampah yang meluap, kamar mandi yang kotor, dan tempat perkemahan ilegal karena pengunjung menjaga diri mereka sendiri.

7. Pengawasan Keuangan

Regulator pasar dipaksa untuk merumahkan staf selama penutupan kantor pemerintahan beberapa tahun lalu karena seret pendanaan. Namun Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) memiliki cukup staf untuk memantau pasar dan masih mampu untuk "menanggapi situasi darurat".

8. Jasa Pengiriman

Jasa pengiriman AS dilanjutkan beroperasi seperti biasa pada penutupan sebelumnya. Namun Layanan Pos AS tidak menerima uang pajak untuk operasi sehari-hari.

9. Transportasi

Pekerja Administrasi Keamanan Transportasi yang menyaring penumpang maskapai terus bekerja selama penutupan terakhir. Begitu pula dengan pengawas lalu lintas udara, yang dianggap pemerintah sebagai pegawai penting.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular