Wall Street Dibuka Variatif di Tengah Spekulasi Stimulus

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
23 December 2020 21:51
A specialist trader works at his post on the floor of the New York Stock Exchange, (NYSE) in New York, U.S., March 22, 2018. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka naik pada perdagangan Rabu (23/12/2020), didorong spekulasi bahwa akan ada stimulus yang lebih besar akhir tahun ini berkat ulah Presiden AS Donald Trump.

Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 143,6 poin (+0,48%) pada pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan 15 menit kemudian menjadi 163,6 poin (+0,55%) ke 30.179,15. S&P 500 naik 12,08 poin (+0,3%) ke 3.699,34. Namun, Nasdaq minus 43,8 poin (-0,34%) ke 12.764,09.

Sebelumnya pada Selasa, Trump menilai paket stimulus itu sebagai "aib" dan mendesak perubahan angka, termasuk besaran bantuan langsung tunai (BLT) bagi warga AS dari US$ 600 per orang menjadi US$ 2.000 per orang.

Trump tidak mengancam memveto kesepakatan Kongres tersebut, tetapi meminta "rumusan undang-undang yang lebih sesuai atau pemerintahan selanjutnya saja yang merilis paket bantuan Covid-19." Jika Trump tak juga meneken, UU tersebut akan berlaku otomatis pada 3 Januari.

"Permintaan Presiden Trump untuk merevisi UU bantuan Covid dan menaikkan dana transfer secara signifikan ke warga AS menjadi US$ 2.000 meningkatkan ketakpastian ke depan," tutur Ed Mills, analis Raymond James, kepada CNBC International.

Pada Selasa, Dow Jones Industrial Average anjlok 200 poin, meski ada lompatan saham Apple sebesar 2,9%. Indeks S&P 500 tertekan 0,2% menjadi koreksi hari yang ketiga sementara saham yang terkait perjalanan masih tertekan akibat kekhawatiran strain baru virus corona di Inggris.

Namun, indeks Nasdaq justru menguat 0,5% dan menyentuh rekor tertinggi baru setelah Apple, Amazon, dan Microsoft kompak ditutup menguat. Indeks berisi saham berkapitalisasi pasar kecil Russell 2000 naik 0,99% menyentuh rekor baru juga.

Meski pemerintah AS telah menggelontorkan stimulus untuk menopang pemulihan ekonomi, jutaan warga AS masih berjuang untuk mendapatkan pekerjaan di era pandemi. AS melaporkan 215.400 kasus baru Covid-19 yang memicu kematian 2.600 orang per hari.

Pada Rabu, Pfizer dan BioNTech mengumumkan kesepakatan kedua dengan pemerintah AS untuk memasok tambahan 100 juta dosis vaksin Covid-19, sehingga jumlah yang dipesan pemerintah AS terdongkrak menjadi 200 juta dosis yang akan dikirimkan akhir Jul 2021.

Klaim tunjangan pengangguran pekan lalu tercatat di angka 803.000 orang, atau lebih baik dari ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang berujung pada angka 880.000 warga AS mengajukan klaim. Pekan sebelumnya, klaim pengangguran baru mencapai 885.000 orang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular