Diterpa Kekhawatiran Soal Varian Baru Covid, Dow Dibuka Merah

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
21 December 2020 21:55
Specialist trader Meric Greenbaum works at his post on the floor of the New York Stock Exchange, (NYSE) in New York, U.S., March 22, 2018. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka merah pada perdagangan Senin (21/12/2020), dicekam kekhawatiran kasus Covid-19 bakal kian kompleks menyusul temuan strain baru virus Corona di Inggris.

Indeks Dow Jones Industrial Average ambles 200 poin pada pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 10 menit membaik jadi 120,9 poin (-0,4%) ke 30.058,18. Indeks S&P 500 surut 36,8 poin (-0,99%) ke 3.672,65 dan Nasdaq minus 129,2 poin (-1,01%) ke 12.626,46.

Sentimen stimulus diabaikan oleh pemodal yang sedang diterpa kekhawatiran seputar temuan mutasi virus Corona di Inggris yang memicu karantina wilayah (lockdown) London dan beberapa bagian Tenggara Inggris, serta pelarangan aktivitas kumpul-kumpul untuk merayakan Natal.

Varian baru virus Covid-19 tersebut dikabarkan memiliki 70% peluang penularan lebih tinggi ketimbang strain awalnya. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah mengidentifikasi virus tersebut di Denmark, Belanda, dan Australia.

Akibatnya, saham-saham yang terkait dengan sektor perjalanan pun tertekan. Saham American Airlines anjlok 5,2% dan Unite Airlines drop 4%, demikian juga dengan saham sektor tamasya dan kapal pesiar.

Dengan dua hari perdagangan tersisa di tahun 2020, indeks S&P 500 tercatat telah meroket 14,8% sepanjang tahun berjalan, sedangkan indeks Dow Jones melesat 5,8%. Indeks Nasdaq terbang hingga 42,2% karena investor memburu saham teknologi yang relatif tahan pandemi.

"Mutasi Covid itu realitas, dan setidaknya ada beberapa kekecewaan seputar apa-apa yang ad di kesepakatan stimulus, yang artinya kita bakal melihatnya terderivasi menjadi volatilitas karena kian mendekati akhir 2020," tutur Chris Larkin, Direktur Pelaksana E-Trade, sebagaimana dikutip CNBC International.

Pada Senin, Kongres bakal melakukan pemungutan suara seputar kesepakatan stimulus senilai US$ 900 miliar. Menurut juru bicara Gedung Putih Judd Deere, Presiden AS Donald Trump telah meneken draf stimulus tersebut pada Minggu malam.

"Yang jadi soal adalah jika vaksin akhirnya bisa mengubah protein di permukaan (virus) hingga tak bisa dikenali oleh antibodi yang sudah kita miliki, dan kita harus meng-update vaksin kita," ujar Scott Gotlieb, mantan komisioner Balai Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) AS.

Menurut dia, protein dalam virus Covid kemungkinan tidak bermutasi secepat flu musiman, sehingga vaksin yang sekarang beredar masih bisa menciptakan antibodi virus tersebut, hanya saja vaksin bakal perlu diupdate setiap tiga tahun.

Pada Senin, Tesla akan menjadi konstituen indeks S&P 500 dengan bobot 1,7%. Namun saham perusahaan yang dikendalikan Elon Musk tersebut anjlok 4,8% di sesi pembukaan. Sebaliknya, saham JPMorgan melesat nyaris 3% setelah bank sentral AS mengizinkan pembelian kembali saham (buyback) perbankan pada kuartal I-2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular