Wall Street Dibuka Volatil, Menyusul Buruknya Data Ritel AS

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
16 December 2020 22:04
Trader Timothy Nick works in his booth on the floor of the New York Stock Exchange, Thursday, Jan. 9, 2020. Stocks are opening broadly higher on Wall Street as traders welcome news that China's top trade official will head to Washington next week to sign a preliminary trade deal with the U.S. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka volatil pada perdagangan Rabu (16/12/2020), menyusul rilis data ekonomi yang buruk dan membuat kebutuhan stimulus semakin mendesak.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 14 poin pada pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan 30 menit kemudian menjadi minus 9 poin (-0,03%) ke 30.190,34. S&P 500 flat di level 3.694,76 sedangkan Nasdaq tumbuh 4,3 poin (+0,03%) ke 12.599,38.

Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa penjualan ritel anjlok 1,1% pada November. Angka itu lebih buruk dari konsensus ekonom dalam polling Dow Jones yang menunjukkan penurunan sebesar 0,3%.

Di AS, konsumsi masyarakat menyumbang nyaris 70% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Rilis data buruk tersebut dipastikan memicu pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal IV-2020.

Namun, ada kabar baik. Politico melaporkan Kongres telah memenangkan kesepakatan stimulus senilai US$ 900 miliar yang termasuk bantuan langsung tunai (BLT). Namun, paket stimulus tersebut belum memasukkan bantuan untuk pelaku bisnis dan pemerintahan lokal.

Ketua DPR Nancy Pelosi, Pimpinan Mayoritas Senat Mitch McConnell, Pimpinan Minoritas Senat Chuck Schumer dan Pimpinan Minoritas DPR Kevin McCarthy bertemu pada Selasa untuk meneken kesepakatan dua pihak. Menteri Keuangan Steven Mnuchin juga bakal dilibatkan.

"Saya optimistis kita bakal bisa mencapai pemahaman dalam waktu dekat," tutur McConnell pada Selasa malam setelah pertemuan tersebut. Schumer mengatakan bahwa para pimpinan "membuat kemajuan, dan semoga kita bisa mencapai kesepakatan segera."

Pada Selasa, indeks Dow Jones Industrial Average naik nyaris 340 poin, ditopang kenaikan saham Apple sebesar 5%. Indeks S&P 500 naik 1,3%, menghentikan koreksi 4 hari berturut-turut. Indeks Nasdaq dan Russell 2000 kompak mencetak rekor baru, naik 1,25% dan 2,4%.

Sebelumnya, para penyusun undang-undang di AS tengah membahas dua proposal terbaru untuk memuluskan stimulus senilai US$ 748 miliar. Pertama, perlindungan kelangsungan usaha dan keuangan untuk pemerintah lokal senilai US$ 160 miliar.

Kedua, program tunjangan pengangguran dan kredit lunak di bawah program perlindungan gaji dengan nilai masing-masing program mencapai US$ 300 miliar. Dengan rilis data ritel, pelaku pasar pun menunggu pernyataan The Fed mengenai prospek ekonomi AS.

"Stimulus masih menjadi fokus kunci bagi pasar, karena menjadi jembatan yang diperlukan bagi vaksinasi secara luas," Lindsey Bell, Kepala Perencana Investasi Ally Invest dalam laporan risetnya, sebagaimana dikutip CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular