Jokowi Siap Divaksin, Harga SBN Tenor Panjang Lanjut Menguat

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
16 December 2020 19:58
Business adviser analyzing financial figures denoting the progress in the work of the company.
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah Indonesia terus menguat pada perdagangan Rabu (16/12/2020), dengan koreksi menimpa hanya pada dua obligasi bertenor pendek mengindikasikan menguatnya optimisme pelaku pasar jelang peredaran vaksin Corona.

Kedua obligasi bertenor pendek (di bawah 10 tahun) yang mencetak penguatan imbal hasil (yield) adalah Surat Berharga Negara (SBN) tenor 1 dan 5 tahun, masing-masing sebesar 3,7 dan 1,4 poin, menjadi 3,861% dan 5,147%.

Imbal hasil bergerak berlawanan dari harga, sehingga penguatan yield mengindikasikan harga surat utang yang melemah. Demikian juga sebaliknya. Penghitungan imbal hasil menggunakan acuan basis poin (bp), yang setara dengan 1/100.

Imbal hasil SBN bertenor 10 tahun yang menjadi acuan di pasar turun 2,4 basis poin (bp) ke 6,101%, dari posisi akhir pekan lalu 6,182%. Sebagai perbandingan, imbal hasil (yield) SBN seri tersebut akhir tahun lalu di level 7,098%.

Semua obligasi tenor panjang mengalami penguatan harga, dengan penguatan terbesar dibukukan obligasi FR0080. Surat utang bertenor 15 tahun tersebut yield-nya naik 8,2 bp menjadi 6,446%.

Penguatan tersebut terjadi di tengah reli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sebesar 108,3 poin ke 6.118,402 mengindikasikan bahwa aksi beli obligasi tenor pendek ini bukan sekadar alih posisi (switching) dari bursa saham, melainkan dipicu sentimen positif berbasis fundamental.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan vaksin Sinovac asal China aman untuk digunakan dan dia siap menjadi yang pertama mendapatkan suntikan vaksin tersebut. Pasar pun bertaruh bahwa perekonomian bakal segera pulih sehingga mereka memilih SBN tenor panjang ketimbang yang bertenor pendek karena mengejar yield yang lebih besar.

Saat ini, pemerintah di berbagai negara (Jerman, Belanda, dan termasuk Indonesia) berencana meningkatkan restriksi masyarakat ketika perayaan Natal dan Tahun Baru. Langkah itu diambil guna mengendalikan gelombang kedua penyebaran virus Covid-19.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular