Wall Street Dibuka Naik 150 Poin Sambut Prospek Stimulus AS

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
15 December 2020 21:55
Trader Timothy Nick works in his booth on the floor of the New York Stock Exchange, Thursday, Jan. 9, 2020. Stocks are opening broadly higher on Wall Street as traders welcome news that China's top trade official will head to Washington next week to sign a preliminary trade deal with the U.S. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Selasa (15/12/2020), menyambut perkembangan vaksin dan kian cerahnya peluang tercapainya kesepakatan stimulus.

Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 150 poin (+0,5%) pada pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan 20 menit kemudian agak surut menjadi 134,95 poin (+0,45%) ke 29.996,5. S&P 500 naik 25,7 poin (+0,71%) ke 3.673,21 dan Nasdaq tumbuh 97,5 poin (+0,78%) ke 12.537,5.

Para penyusun undang-undang di AS tengah membahas proposal terbaru untuk memuluskan stimulus terbaru senilai US$ 748 miliar, yang termasuk perlindungan kelangsungan bisnis dan keuangan untuk pemerintah lokal senilai US$ 160 miliar.

Selanjutnya, ada program tunjangan pengangguran dan kredit lunak di bawah program perlindungan gaji dengan nilai masing-masing program mencapai US$ 300 miliar. Program-program tersebut diharapkan mampu menjaga pertumbuhan ekonomi 2020 dari kemerosotan.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin membahas proposal stimulus dan negosiasi pendanaan tersebut pada Senin malam, sebagaimana diungkap juru bicara Pelosi yakni Drew Hammill dalam cuitannya di Twitter.

Keduanya tengah "mendiskusikan pentingnya komitmen untuk menyelesaikan pekerjaan mereka secepat mungkin," tutur Hammill. Sementara itu Luke Tilley, ekonom kepala Wilmington Trust, menilai paket stimulus baru diperlukan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi.

Secara bersamaan, vaksin mulai diedarkan di AS tetapi angka kematian masih tinggi, menyentuh 300.000 jiwa. Walikota New York Bill de Blasio mengingatkan bahwa kota tersebut akan mengalami "penutupan total" segera untuk mencegah kapasitas rumah sakit.

"Dengan berlanjutnya kenaikan kasus dan vaksinasi masal, kita berpeluang melihat pelemahan lebih lanjut di lapangan pekerjaan dan bahkan pergerakan mendatar di mana tidak ada lapangan kerja baru yang tercipta," tutur Luke, sebagaimana dikutip CNBC International.

Pada Selasa, Balai Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) mengatakan bahwa vaksin besutan Moderna memenuhi ekspektasi untuk penggunaan darurat, yang menjadi langkah krusial sebelum muncul persetujuan penuh. Namun saham Moderna malah melemah 0,6%.

Investors juga akan mencermati data survei Empire State Manufacturing yang bakal menunjukkan ekspektasi kondisi manufaktur AS. Bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) memulai rapat 2 hari untuk menentukan suku bunga acuan dan kebijakan moneter lainnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular