Vaksin Corona Made in China Datang, Kok Rupiah Malah Lemah?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 December 2020 09:08
Ilusttrasi Uang
Iustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot pagi ini. Kedatangan vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) ternyata tidak serta-merta membuat rupiah perkasa.

Pada Senin (7/12/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.090 kala pembukaan perdagangan pasar spot. Rupiah melemah 0,04% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Sepanjang pekan lalu, rupiah masih bisa menguat tipis 0,04% terhadap dolar AS secara point-to-point. Penguatan ini belum cukup untuk mendorong dolar AS ke kisaran Rp 13.000-an.

Hari ini, sepertinya level psikologis itu pun masih sulit tertembus. Pasalnya, dolar AS sepertinya mulai menarik minat investor.

Pada pukul 07:49 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama Indonesia) menguat 0,1%. Maklum, sebelumnya mata uang Negeri Paman Sam sangat 'berdarah-darah'.

Dalam sebulan terakhir, Dollar Index anjlok 1,57%. Sejak awal kuartal IV-2020, koreksinya mencapai 3,3%.

Ini membuat dolar AS sudah sangat 'murah', harga diskon. Melihat dolar AS yang begitu 'murah', siapa yang tidak tertarik? Permintaan dolar AS yang meningkat ini membuat nilai tukarnya menguat.

Sayang sekali, aksi menimbun dolar AS membuat rupiah jadi sulit menguat di tengah hadirnya sentimen positif. Malam tadi, vaksin anti-virus corona Sinovac dari China sudah tiba di Tanah Air.

"Saya ingin menyampaikan satu kabar baik. Hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19, Vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung dari Agustus lalu," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kehadiran vaksin membuat proses penyuntikan tinggal menunggu waktu. Memang bertahap, prioritas dalam vaksinasi tahap awal adalah tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik.

Namun setidaknya sudah ada titik cerah, mulai terlihat ada cahaya di ujung terowongan yang panjang nan gelap ini. Ada harapan pandemi bisa segera diakhiri, ada harapan hidup bisa normal lagi, ada harapan roda ekonomi kembali berputar cepat.

Semestinya harapan-harapan tersebut bisa menjadi sentimen positif di pasar keuangan Ibu Pertiwi, termasuk nilai tukar rupiah. Namun karena pelaku pasar sedang bernafsu memburu dolar AS, rupiah jadi ditinggalkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Dolar AS Balas Dendam, Rupiah Dibikin KO Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular