
Gerak Bursa Asia Tak Seragam Pagi Ini, Hati-hati IHSG!

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia dibuka bervariasi cenderung melemah pada perdagangan Kamis (3/12/2020), di tengah optimisme pasar terkait vaksin virus corona (Covid-19) dan perkembangan stimulus Amerika Serikat (AS)
Hanya dua indeks utama Asia yang hari ini dibuka di zona hijau, yakni KOSPI Korea Selatan yang dibuka menguat 0,35% dan Hang Seng Hong Kong yang naik 0,34%.
Sedangkan sisanya dibuka melemah pada hari ini, yakni Nikkei Jepang yang dibuka melemah 0,23%, indeks STI Singapura yang turun tipis 0,03% dan Shanghai Composite China yang terkoreksi tipis 0,09%.
Hal ini karena pelaku pasar Asia masih menunggu rilis survei swasta tentang aktivitas sektor jasa China di bulan November tahun 2020.
Beralih ke Negeri Paman Sam, bursa saham Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu (2/12/2020) waktu setempat, setelah optimisme akan paket stimulus jumbo dan kabar terbaru mengenai vaksin corona.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 59,87 poin atau 0,20% menjadi 29.883.79. S&P 500 naik 6,56 atau 0,18% menjadi 3.669.01. Sementara Nasdaq Composite turun 5,74 poin atau 0,05% menjadi 12.349.37.
Dengan harapan untuk menyuntik kembali perekonomian AS yang lesu akibat diserang pandemi Ketua DPR AS, Nancy Pelosi dan Pemimpin Partai Minoritas di Senat, Chuck Schumer mendukung paket stimulus fiskal jumbo senilai US$ 908 miliar.
Hal ini siap digolkan oleh kedua partai politik mayoritas di AS untuk menyokong bisnis kecil dan pengangguran di AS.
Sementara itu kabar positif lain datang dari raksasa di sektor farmasi Pfizer dikabarkan sudah mendapatkan izin dari pemerintahan Britania Raya untuk penggunaan darurat bagi vaksin Pfizer dan partnernya BioNTec.
Sedangkan izin dari pemerintahan AS akan datang sebentar lagi, bahkan banyak yang beranggapan bahwa vaksin Pfizer akan disetujui untuk penggunaan darurat sebelum tahun 2021.
Selanjutnya, Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin juga mendukung bonus tambahan stimulus untuk sektor maskapai penerbangan yang terpukul sangat parah pascadiserang pandemi virus corona senilai US$ 20 miliar.
"Dana ini akan sangat penting bagi penyelamatan industri maskapai penerbangan serta menyelamatkan para pekerja di sektor ini," Ujar Mnuchin di testimoninya kepada DPR AS, dilansir dari Reuters.
Namun, sentimen negatif juga datang dari rilis data lapangan kerja di sektor privat yang ternyata lebih buruk daripada perkiraan.
"Laporan ADP mengenai ketenagakerjaan menunjukkan terdapat peningkatan lapangan kerja sebanyak 307.000 di sektor privat, jauh berada di bawah prediksi kami yang memperkirakan akan muncul 750.000 lapangan kerja baru, meskipun demikian data ketenagakerjaan ini menunjukkan lapangan kerja dengan industri yang luas terus meningkat di berbagai jenis perusahaan," tulis laporan Morgan Stanley.
Sementara itu, di kawasan Asia, data ekonomi yang telah dirilis hari ini adalah cadangan devisa (cadev) Korea Selatan (Korsel) dan data Purchasing Manager' Index (PMI) Jasa dan Gabungan Jepang versi Jibun Bank periode November 2020.
Berdasarkan data dari Trading Economics, cadev Negeri Gingseng tercatat naik menjadi US$ 436,48 miliar pada November 2020.
Adapun PMI Jasa Negeri Sakura naik menjadi 47,8 dari bulan sebelumnya di 47,7. Sedangkan PMI Gabungan Jepang juga naik 0,1 poin menjadi 48,1 pada November 2020.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
