BRILIANPRENEUR UMKM Export 2020 Bidik Transaksi US$ 50 Juta

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
01 December 2020 13:04
Direktur Utama BRI Sunarso
Foto: Direktur Utama BRI Sunarso

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terus mendorong UMKM di Indonesia untuk berkembang, dan meningkatkan bisnisnya hingga ke pasar global. Melalui BRILIANPRENEUR UMKM Export 2020, BRI menggelar sebuah pameran industri kreatif bagi pelaku UMKM yang telah siap untuk pasar internasional.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan tahun lalu BRILIANPRENEUR telah memfasilitasi sekitar 23 kontrak dengan nilai US$ 33,5 juta. Meski tahun ini momen ini dilakukan secara online dan offline diharapkan mendapatkan antusiasme yang sama dari buyer mancanegara. Sunarso mengharapkan tahun ini nilai kontrak yang diharapkan tercapai dari BRILIANPRENEUR mencapai US$ 50 juta.

"Target BRI kalau tahun lalu bisa ada 23 kontrak, yang harus datang secara fisik dengan adanya akses secara virtual diharapkan justru menjadi lebih luas. Kalau bisa melebihi US$ 50 juta sudah bagus," kata Sunarso dalam konferensi per virtual, Selasa (01/12/2020).

Sunarso mengatakan dalam mengembangkan UMKM yang perlu dilakukan adalah edukasi. Menurutnya sering terjadi salah kaprah UMKM lebih membutuhkan lembaga pembiayaan seperti perbankan. Padahal, UMKM sebenarnya lebih membutuhkan edukasi daripada uang.

"Kalau advokasi itu menempatkan UMKM di bawah bank dan lembaga pembiayaan. Kalau diedukasi UMKM artinya sejajar sebagai mitra kalau ada yang perlu ditingkatkan melalui edukasi adalah spirit kewirausahaan," kata dia.

Selain semangat kewirausahaan, perlu dibangun pula kemampuan melakukan administrasi dan manajerial, aksesibilitas terhadap informasi pasar, teknologi, dan pendanaan. Kemudian, pentingnya keberlanjutan UMKM tersebut dari sisi lingkungan.

"Jangan lupa edukasi pelaku UMKM dengan prinsip GCG yang baik sehingga UMKM bisa tumbuh berkembang secara berkelanjutan," ujar dia.

Dengan jaringan yang dimiliki BRI, diharapkan UMKM yang ada di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) pun dapat dijangkau dalam penyediaan aksesibilitas pembiayaan dan layanan.

"BRI kan yang memiliki jaringan paling banyak, kami ada 9.600 kantor di daerah 3T, kami punya satelit yakni Brisat. Dengan satelit itu bisa menjangkau daerah baik di laut dan darat," tambahnya.

Di tengah situasi pandemi ini, Sunarso menilai yang terpenting adalah mengembalikan pertumbuhan ekonomi seperti sebelum pandemi sehingga dapat kembali menyerap tenaga kerja dan meningkatkan daya beli. Hal ini tidak bisa dilakukan oleh dunia usaha sendiri, tetapi harus dengan stimulus pemerintah terutama belanja negara.

"Strategi paling tepat adalah bisnis mengikuti stimulus pemerintah untuk menumbuhkan daya beli dan permintaan agar UMKM bisa masuk kesana... Syukur kalau itu belanja produk furnitur untuk kantor pemerintahan dari produk UMKM misalnya," katanya.

Sunarso menekankan dalam mengembangkan UMKM uang bukanlah yang paling utama, tetapi bagaimana memenuhi selera pasar dengan keunikan yang dimiliki. Setelah mengetahui minat pasar dan kekuatan UMKM, maka dapat dipetakan dan dihitung nilai keekonomiannya, kemudian dilakukan pendampingan dari pengembangan produk hingga administrasi.

"Semua harus dipikirkan end to endnya, kemudian PR pemerintah mensinkronkan kebijakan untuk memajukan UMKM. Banyak pekerjaan yang harus dilakukan, membaca pasar, hingga perizinan," kata Sunarso.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Web Pasar BRI, Inovasi Dorong Aktivitas Penjual & Pembeli

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular