Mengintip Kinerja Krakatau Steel per Akhir September 2020

Monica Wareza, CNBC Indonesia
01 December 2020 13:28
cover topik: krakatau steel dalam
Foto: cover topik/krakatau steel dalam/Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan baja milik negara, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) pada akhir September 2020 mencatatkan kerugian US$ 27,39 juta (Rp 383,54 miliar, asumsi kurs Rp 14.000/US$). Nilai kerugian ini turun dari posisi kerugian di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai US$ 211,91 juta.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, kerugian per saham pun membaik dari posisi US$ 0,0014 menjadi US$ 0,011.

Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, pendapatan perusahaan turun 10,85% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi US$ 938,79 juta (Rp 13,14 triliun), dari pendapatan perusahaan di akhir September 2019 yang senilai US$ 1,05 miliar.

Beban pokok pendapatan turun menjadi US$ 826,43 juta, dari sebelumnya US$ 995,35 juta. Sedangkan beban penjualan malah naik menjadi US$ 26,56 juta, dari periode akhir kuartal III-2019 yang sebesar US$ 23,30 juta.

Perusahaan mendapatkan keuntungan dari penjualan limbah produksi senilai US$ 4,69 juta, naik dari US$ 1,38 juta. Pendapatan operasional lainnya juga naik menjadi US$ 49,54 juta dari sebelumnya US$ 13,86 juta.



Selain itu, pada akhir September 2020 terdapat rugi dari perubahan nilai wajar derivatif senilai US$ 40,24 juta. Pada periode kuartal III-2020 perusahaan juga membukukan laba dari selisih kurs senilai US$ 42,69 juta dari sebelumnya rugi US$ 4,13 juta.

Aset perusahaan tercatat US$ 3,22 miliar pada akhir September 2020, turun dari posisi Desember 2019 yang senilai US$ 3,28 miliar.

Nilai aset lancar turun menjadi US$ 572,81 juta, dari posisi US$ 690,60 juta pada akhir tahun lalu. Sedangkan aset tidak lancar naik menjadi US$ 2,64 miliar, dari US$ 2,59 miliar.

Liabilitas perusahaan turun menjadi US$ 2,80 miliar pada akhir kuartal III-2019 menjadi senilai US$ 2,80 miliar, dari posisi akhir 2019 yang senilai US$ 2,93 miliar.



Liabilitas jangka pendek turun signifikan menjadi US$ 1,10 miliar, dari sebelumnya di akhir tahun lalu US$ 2,49 miliar. Sedangkan nilai liabilitas jangka panjang naik menjadi US$ 1,70 miliar dari US$ 437,28 juta.

Nilai ekuitas perusahaan tercatat sebesar US$ 412,77 juta, naik dari US$ 356,008 juta di akhir Desember 2019.

"Transformasi dan restrukturisasi Krakatau Steel yang dilakukan di segala lini hingga ke seluruh anak perusahaan telah menunjukkan hasil yang baik. Segala upaya yang kami lakukan ini membuat Krakatau Steel mampu bertahan di tengah kondisi perekonomian nasional yang terganggu akibat pandemi Covid-19," kata Silmy Karim, Direktur Utama perusahaan, dalam siaran persnya, dikutip Selasa (1/12/2020).

Dia mengungkapkan hingga kuartal ketiga tahun ini perusahaan telah menurunkan biaya operasi setiap bulannya hingga 50%.

Perusahaan melakukan efisiensi biaya operasi diantaranya melalui penurunan biaya energi sebesar 41%, biaya utility 21%, biaya consumable 51%, dan biaya spare part 60% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.

Krakatau Steel juga berhasil menurunkan cash cycle dari 82 hari menjadi 62 hari sebagai upaya untuk memperbaiki arus kas.


(wed/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lolos Dari Kebangkrutan, Saham Krakatau Steel Layak Diburu?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular