
Mayoritas Bursa Asia Ditutup Merah, Banyak yang Tarik Cuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia mayoritas ditutup melemah pada Rabu (25/11/2020), sikap investor yang menimbangi ekspektasi terhadap kejelasan vaksin dan transisi kekuasaan di Amerika Serikat (AS) dengan outlook ekonomi yang masih menantang ditengah pandemi virus corona.
Hanya indeks Nikkei di Jepang dan Hang Seng di Hong Kong yang masih bertahan di zona hijau, dengan penguatan masing-masing, 0,54% dan 0,31%.
Sedangkan sisanya berbalik arah ke zona merah, yakni Shanghai Composite di China yang ditutup ambles 1,19%, Straits Times Index (STI) Singapura terpangkas 0,76%, dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,62%.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini ditutup melemah 0,38% di level 5.679,25.
Data perdagangan mencatat, investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 268 miliar di pasar reguler, di tengah nilai transaksi bursa Rp 18,2 triliun.
Penutupan bursa saham di kawasan Asia yang mayoritas berbalik arah memerah karena investor mulai melakukan aksi profit taking, di tengah banyaknya sentimen positif yang datang dari kawasan barat (AS dan Inggris)
Sebelumnya, Presiden Donald Trump yang masih belum mengakui kekalahannya dalam Pilpres 3 November secara resmi mengizinkan transisi, Senin (23/11/2020).
Ini membuka pintu bagi Biden untuk memiliki akses ke dana, ruang kantor, dan kemampuan untuk bertemu dengan pejabat federal. Biden pun telah memperkenalkan beberapa nama kabinet kemarin.
Selain itu investor juga 'happy' oleh pengumuman vaksin virus corona yang optimis oleh perusahaan obat-obatan Inggris AstraZeneca dan Universitas Oxford. Termasuk berita bahwa Biden akan menunjuk mantan Ketua Federal Reserve Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan AS.
"Yellen adalah wajah yang dikenal dan dihormati di kancah internasional," kata sebuah catatan dari High Frequency Economics, menambahkan bahwa mantan ketua Fed tidak dikenal sebagai kritikus garis keras Wall Street.
Selanjutnya, banyak data indikator ekonomi AS, mulai dari klaim pengangguran hingga kepercayaan konsumen serta pendapatan pribadi akan segera dirilis. Risalah diskusi Federal Open Market Committee (FOMC) juga akan dirilis pada hari ini.
Head Asia Pacific Strategist Daily FX Ilya Spivak mengatakan, hasil diskusi FOMC merupakan salah satu faktor penting utama yang akan menentukan risiko pasar ke depannya.
"Pasar terlihat enggan menanggapi sentimen ini. Kekhawatiran mereka adalah The Fed akan melanjutkan langkahnya yang masih bersifat membiarkan, tidak ada pengetatan, tetapi juga tidak ada pelonggaran," jelasnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
