Harga Minyak Mentah Terbang ke Level Tertinggi Sejak Maret

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
25 November 2020 10:02
FILE PHOTO: Oil pours out of a spout from Edwin Drake's original 1859 well that launched the modern petroleum industry at the Drake Well Museum and Park in Titusville, Pennsylvania U.S., October 5, 2017. REUTERS/Brendan McDermid/File Photo
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kontrak futures minyak masih terus melanjutkan reli. Kini harga emas hitam itu sudah menyentuh level tertingginya dalam delapan bulan terakhir akibat pasar yang sedang banjir sentimen positif. 

Pada perdagangan Rabu (25/11/2020), harga kontrak berjangka minyak yang ramai ditransaksikan menguat lebih dari 1%. Kontrak acuan internasional Brent menguat 1,44% ke US$ 48,55/barel dan menjadi level tertinggi sejak 5 Maret jika berhasil dipertahankan sampai penutupan. 

Di saat yang sama kontrak acuan Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate (WTI) juga ikut menguat 1,43% ke US$ 45,55/barel. Apabila bertahan di level ini sampai penutupan maka harga minyak juga tembus level tertinggi sejak 5 Maret. 

Kabar positif kandidat vaksin Covid-19 yang bertubi-tubi sepanjang bulan ini membuat harga minyak mentah melesat lebih dari 25%. Kontrak Brent terangkat 29,63% dan kontrak WTI menyusul dengan apresiasi 27,27% secara month to date

Di bulan ini sudah ada empat kandidat vaksin Covid-19 yang dilaporkan memiliki hasil uji klinis tahap akhir menjanjikan. Pfizer-BioNTech, Gamaleya Research Institute dan Moderna Inc, ketiganya mengklaim vaksin buatan mereka memiliki tingkat keampuhan untuk proteksi Covid-19 lebih dari 90%.

Tak ketinggalan ada juga vaksin AstraZeneca yang belum lama ini diklaim memiliki tingkat efficacy di rentang 70%-90%. Kendati lebih rendah tetapi kandidat vaksin AstraZeneca dibanderol dengan harga yang lebih murah dibanding kandidat lain. 

Keberadaan vaksin memang tidak serta merta membuat ekonomi global akan langsung bangkit. Bahkan faktanya sampai saat ini ekonomi dunia masih sekarat karena gelombang kedua Covid-19 yang melanda Eropa dan negara barat lain. 

Namun optimisme vaksin membuat pasar sumringah dan berada di mode risk on. Investor yang tadinya cenderung menghindari risiko kini justru berani ambil risiko. Aset safe haven seperti emas mulai ditinggalkan dan beralih ke aset yang lebih berisiko seperti ekuitas dan bahkan komoditas non-emas. 

Menambah sentimen positif ada kabar baik dari Gedung Putih. Trump yang awalnya keras kini mulai melunak untuk transisi kepemimpinan ke Joe Biden.

Sebagai presiden terpilih Joe Biden dikabarkan memilih Janet Yellen mantan bos the Fed 2014-2018 sebagai Treasury Secretary (Menteri Keuangan AS). Hal ini juga membuat pasar merespons positif.

Sementara dari sisi pasokan, meningkatnya output minyak Libya menjadi 1,25 juta barel per hari (bph) dalam waktu singkat pasca pembukaan blokade menjadi ancaman serius yang bisa menyebabkan surplus pasokan ketika permintaan bahan bakar drop lagi akibat lockdown jilid II. 

Sinyal para produsen yang terdiri dari OPEC dan sekutunya termasuk Rusia (OPEC+) untuk mempertahankan volume pemangkasan produksi juga turut menahan harga minyak.

OPEC+ akan menggelar pertemuan membahas kebijakan produksinya akhir bulan ini. Apabila mengikuti pakta awal, produksi minyak mereka seharusnya ditingkatkan sebesar 2 juta bph. Namun karena tekanan di pasar kebijakan tersebut tampaknya harus ditunda.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mesti Senang atau Sedih? Sepekan Harga Minyak Lompat 5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular