Hai Investor! Erick Pasang Target Market Cap Telkom Rp 450 T

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
20 November 2020 08:27
Menteri BUMN Erick Thohir (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada acara 25 tahun ulang tahun PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom, Menteri BUMN Erick Thohir memberi 'hadiah' ke manajemen perseroan. Tak tanggung-tangung, hadiah itu berupa tugas berat yaitu mengangkat nilai kapitalisasi operator pelat merah tersebut menjadi Rp 450 triliun dari sekarang sekitar Rp 314 triliun.

Erick yakin valuasi itu dapat tercapai seiring dengan transformasi besar yang dilakukan perusahaan-perusahaan BUMN. Apalagi Telkom memiliki perusahaan infrastruktur terbesar yang dimiliki BUMN.

"Saya melihat Telkom ini adalah perusahaan terbesar yang dimiliki BUMN secara infrastruktur dan yang bisa mem-push perubahan yang terjadi karena Covid-19 ini, mohon maaf saya bicara keras ini bukan karena saya tidak sayang, justru karena saya sayang," kata Erick Thohir, di acara 25th Telkom IPO Anniversary, Kamis (19/11/2020) yang dihelat secara daring.

Atas transformasi tersebut, menurut mantan bos FC Internazionale itu, nilai kapitalisasi pasar Telkom sudah mencapai Rp 317 triliun.

"Telkom baru bergerak sedikit saja, kaptalisasi pasarnya sudah Rp 317 triliun. Karena market itu tidak bodoh, investor itu tidak bodoh, investor percaya pada perusahaan yang punya strategi jangka panjang," katanya lagi.

Tak ingin berpuas diri, Kementerian menargetkan nilai kapitaliasi pasar Telkom meningkat menjadi Rp 450 triliun, posisi tersebut diklaim Erick disebut sama ketika

Erick bercerita, di bawah Direktur Utama (Dirut) PT Telkom periode 1992-1996, Setyanto P Santosa, Telkom mencatatkan saham dual listing di Bursa New York (NYSE) dan BEI.

"Kalau dulu nilai kapitalisasi pasar Rp 450 triliun, saya mau di bawah pimpinan komisaris dan direksi sekarang, saya mau valuasi Telkom harus sama kembali," kata Erick.

Erick meyakini, target tersebut dapat dicapai dengan menjalankan peta jalan (roadmap) bisnis yang sudah dirancang Kementerian dan Telkom.

"Saya yakinkan, dengan roadmap yang kita sepakati saya yakin nilai kapitalisasi pasar Telkom kembali naikkan marwahnay seperti sewaktu Pak Setyanto melistingkan dengan harga valuasi Rp 450 T bisa kita capai," tegasnya.

Di Bursa Efek Indonesia, Telkom termasuk emiten dengan kapitalisasi pasar yang cukup tinggi, yakni sebesar 4% dari nilai total kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia.

Sejak Initial Public Offering (IPO) pada 14 November 1995 lalu, saat ini Telkom mempertahankan porsi pemegang saham publik sebesar 47,90%. Sedangkan, pemerintah melalui Kementerian BUMN menggenggam kepemilikan sebesar 52,09%.

Pada perdagangan hari ini, harga saham Telkom tercatat terkoreksi 0,31% ke level 3.170/unit. Nilai kapitalisasi saham Telkom tercatat Rp 314,03 triliun.

Pada 2017 harga saham Telkom pernah menyentuh level harga Rp 4.800. Pada level harga tersebut nilai kapitalisasi saham Telkom tercatat mencapai Rp 475,5 triliun.

Pada kesempatan yang sama Erick juga sempat menyinggung soal 'teguran' keras ke Telkom. Dirinya ingin Telkom terus berbenah dan melakukan transformasi karena dampak pandemi virus corona menyebabkan hampir semua bisnis terdampak karena bisnis model yang berubah.

"Saya ingat, di awal tahun saya buat statement keras, tidak lain statement itu saya ingin mengajak, memacu, membangun Telkom kembali," ujar Erick.

CNBC Indonesia mencatat, pada Februari tahun ini, Erick Thohir menyatakan bahwa Telkom mau tak mau harus menyesuaikan bisnisnya dengan perkembangan teknologi saat ini.

Bukan hanya menggantungkan pendapatannya dari pendapatan dan dividen yang diperoleh dari anak usahanya PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).

Erick mengatakan, Telkom harus mampu memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi yang saat ini dimilikinya untuk mengembangkan bisnis baru seperti big data dan cloud yang saat ini di Indonesia masih saja dikuasai asing.

"Ya sama kan, industri telekomunikasi kan berubah. Dulu suara, sekarang data tapi kan ada hal yang sangat penting. Infrastruktur Telkom itu kan udah lumayan luar biasa kenapa nggak itu menjadi bisnis. Bahkan juga yang namanya big data, cloud itu juga menjadi sebuah bisnis. Jangan diambil lagi oleh asing, gitu loh," kata Erick di Assembly Hall, Menara Mandiri, Rabu kala itu (12/2/2020).

Dia menjelaskan, ketika dirinya masih mengurusi Asian Games, pihak panitia terpaksa menyewa fasilitas cloud milik China bernama Alicloud karena tak tersedianya fasilitas ini oleh Telkom.

Untuk itu, hal ini bisa menjadi peluang bisnis baru yang bisa dikembangkan oleh perusahaan telekomunikasi pelat merah ini.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Salip Telkom, GOTO Jadi Perusahaan Publik RI Terbesar Ke-3

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular