Data Ritel Mengecewakan, Dow Jones Dibuka Anjlok 275 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
17 November 2020 22:07
Traders work on the floor at the New York Stock Exchange (NYSE) in New York City, U.S., November 12, 2018. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: Ekspresi Trader di lantai di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 12 November 2018. REUTERS / Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka terkoreksi pada perdagangan Selasa (17/11/2020), menyusul aksi jual atas saham farmasi dan ritel merespons buruknya rilis data penjualan ritel.

Indeks Dow Jones Industrial Average ambrol 275 poin (-0,9%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 30 menit kemudian menjadi 395,05 poin (-1,32%) ke 29.555,39 dan S&P 500 drop 33,52 poin (-0,9%) ke 3.593,39. Nasdaq surut 51,8 poin (-0,43%) ke 11.872,37.

Saham Tesla melompat lebih dari 11% di pembukaan setelah perusahaan teknologi tersebut bakal resmi menjadi konstituen indeks S&P 500, pada 21 Desember. Sepanjang tahun berjalan, saham perusahaan milik Elon Musk tersebut telah melesat 387,8%.

Emiten peritel Walmart sahamnya anjlok 1% meski di sesi pra-pembukaan sempat menguat, sementara Home Depot terkoreksi 2,7% meski melaporkan kenaikan penjualan sebesar 24% pada kuartal lalu.

Biangnya adalah data penjualan ritel per Oktober yang tumbuh lebih lambat yakni sebesar 0,3%, atau jauh berbalik dari proyeksi analis dalam polling Dow Jones yang memperkirakan pertumbuhan 0,5%.

Pada Senin, indeks Dow Jones dan S&P 500 mencetak rekor tertinggi setelah Moderna merilis hasil uji coba tahap ketiga yang menunjukkan bahwa vaksin besutannya memiliki tingkat efikasi, atau persentase sukarelawan penerima vaksin yang sukses membentuk antibodi, 94,5%.

Kesuksesan tersebut mengamplifikasi optimisme pekan sebelumnya ketika perusahaan farmasi AS Pfizer dan perusahaan Jerman BioNTech mengumumkan tingkat efikasi vaksin mereka mencapai lebih dari 90%.

Saham berbasis nilai dikoleksi pemodal pada Senin, sehingga reksa dana iShares Russell 1000 Value ETF (IWD) harganya naik 1,9%, sedangkan reksa dana yakni iShares Russell 1000 Growth ETF (IWF) yang berisi saham dengan pertumbuhan tinggi menguat hanya 0.5%.

"Perusahaan berbasis nilai yang ukurannya lebih kecil biasanya memiliki daya ungkit lebih besar bagi pemulihan ekonomi sehingga keberadaan vaksin yang bisa menghilangkan beban Covid-19 dari perekonomian jelas kabar positif," tulis Bill Stone, Kepala Investasi Stone Investment Partners, sebagaimana dikutip CNBC International.

Kondisi tersebut terjadi di tengah kenaikan angka kasus virus corona, sehingga mengaburkan outlook ekonomi dalam jangka pendek. Dalam sepekan terakhir, AS mencatatkan 1 juta pasien baru virus Covid-19 sehingga total infeksi secara nasional menembus 11 juta, dengan 70.000 d antaranya harus dirawat di rumah sakit.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular