Aksi Ambil Untung Menerpa, Dow Futures Melemah 168 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
17 November 2020 20:25
Final numbers for the Dow Jones industrial average are displayed after the close of trading on the floor of the New York Stock Exchange (NYSE) in Manhattan in New York, U.S., October 11, 2018. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: Dow Jones (REUTERS/Brendan McDermid)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (17/11/2020) berbalik melemah, mengindikasikan adanya aksi ambil untung setelah indeks saham menembus level tertinggi sepanjang masa.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average melemah 168 poin (-0,5%), mengimplikasikan bahwa indeks berisi 30 saham unggulan AS itu bakal terkoreksi hingga 160 poin. Harga kontrak serupa indeks S&P 500 tertekan 0,4%, tetapi Nasdaq naik 0,3%.

Saham Tesla melompat lebih dari 13% di sesi pra-pembukaan setelah perusahaan teknologi tersebut bakal resmi menjadi konstituen indeks S&P 500, pada 21 Desember. Sepanjang tahun berjalan, saham perusahaan milik Elon Musk tersebut telah melesat 387,8%.

Emiten peritel Walmart sahamnya menguat 2% setelah mencetak laba bersih yang melampaui ekspektasi pasar berkat lonjakan transaksi di kanal e-commerce. Namun, Home Depot terkoreksi meski melaporkan kenaikan penjualan sebesar 24% pada kuartal lalu.

Pada Senin, indeks Dow Jones dan S&P 500 mencetak rekor tertinggi setelah Moderna merilis hasil uji coba tahap ketiga yang menunjukkan bahwa vaksin yang dikembangknnya memiliki tingkat efikasi, atau persentase sukarelawan penerima vaksin yang sukses membentuk antibodi, telah mencapai 94,5%.

Kesuksesan tersebut mengamplifikasi optimisme pekan sebelumnya ketika perusahaan farmasi AS Pfizer dan perusahaan Jerman BioNTech mengumumkan tingkat efikasi vaksin mereka mencapai lebih dari 90%.

Saham berbasis nilai dikoleksi pemodal pada Senin, sehingga reksa dana iShares Russell 1000 Value ETF (IWD) harganya naik 1,9%, sedangkan reksa dana yakni iShares Russell 1000 Growth ETF (IWF) yang berisi saham dengan pertumbuhan tinggi menguat hanya 0.5%.

"Perusahaan berbasis nilai yang ukurannya lebih kecil biasanya memiliki daya ungkit lebih besar bagi pemulihan ekonomi sehingga keberadaan vaksin yang bisa menghilangkan beban Covid-19 dari perekonomian jelas kabar positif," tulis Bill Stone, Kepala Investasi Stone Investment Partners, sebagaimana dikutip CNBC International.

Kondisi tersebut terjadi di tengah kenaikan angka kasus virus corona, sehingga mengaburkan outlook ekonomi dalam jangka pendek. Dalam sepekan terakhir, AS mencatatkan 1 juta pasien baru virus Covid-19 sehingga total infeksi secara nasional menembus 11 juta, dengan 70.000 d antaranya harus dirawat di rumah sakit.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular