
Bursa Asia Lanjut Menguat! Nikkei Naik, Shanghai Galau

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia kembali dibuka menguat pada perdagangan Selasa (17/11/2020) seiring dengan kabar pengumuman hasil uji vaksin besutan Moderna Inc yang membangkitkan optimisme akan pemulihan ekonomi dunia.
Tercatat indeks Nikkei di Jepang menguat 0,53%, Hang Seng di Hong Kong terapresiasi 0,51%, Straits Times Index (STI) Singapura melesat 0,71%, dan KOSPI Korea Selatan naik tipis 0,04%.
Sedangkan, indeks Shanghai Composite di China dibuka naik tipis 0,01%. Namun selang satu menit, Shanghai berbalik arah melemah 0,21%.
Beralih ke barat, bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street ditutup menghijau pada perdagangan Senin (16/11/2020) awal pekan ini, atau Selasa waktu Indonesia.
Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 470,63 poin atau 1,6% ke 29.950,44, di mana hal ini merupakan level tertinggi sepanjang masa. Sedangkan indeks S&P 500 tumbuh 1,2% ke 3.626,91 dan Nasdaq naik 0,8% ke 11.924,13.
Hal ini karena kabar dari vaksin besutan Moderna yang diklaim efektif menangkal virus corona hingga mencapai level 94% pada uji coba tahap ketiga. Capaian ini lebih baik dari Pfizer yang vaksinnya memiliki efektivitas 90%.
Dari 30.000 sukarelawan yang divaksin oleh Moderna, hanya 95 orang yang jatuh sakit ketika terpapar Covid-19.
Moderna menyatakan bahwa vaksinnya masih stabil di suhu 36-46 derajat Fahrenheit (2-8 derajat Celcius), yang merupakan suhu standar kulkas penyimpanan vaksin, hingga 30 hari.
Jika disimpan di suhu -20 derajat Celcius, vaksin besutannya itu bisa bertahan hingga 6 bulan. Sebagai perbandingan, vaksin besutan Pfizer harus disimpan di level -70 derajat Celcius.
Pada Agustus 2020 lalu, Moderna mengatakan vaksin tersebut dibanderol seharga US$ 32-US$ 37 per dosis. Namun bila dibeli dalam jumlah besar, harganya bisa jauh lebih murah.
Moderna menyatakan siap mengirim sekitar 20 juta dosis vaksin ke pemerintah AS akhir tahun ini dan mengedarkan 500 juta hingga 1 miliar dosis vaksin ke pasar dunia.
Pejabat Balai Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration/FDDA) Alex Azar kepada CNBC International mengatakan bahwa pemerintah akan bergerak "secepat mungkin" untuk memberikan izin edar vaksin Pfizer dan Moderna atas dasar kepentingan darurat.
Sejauh ini, pemerintah AS telah membuat kesepakatan menyerap 400 juta dosis vaksin Moderna, setelah menginvestasikan US$ 955 juta untuk pengembangan vaksin tersebut. Total nilai investasi pengembangan vaksin Moderna mencapai US$ 2,48 miliar.
Meski demikian, perkembangan positif vaksin masih dibayangi risiko fundamental terkait penyebaran virus saat ini yang terus meninggi, mengingat vaksin belum tersedia secara masal dalam waktu dekat.
Lebih dari 11 juta kasus Covid-19 terkonfirmasi di AS. Data Covid Tracking Project menunjukkan lebih dari 69.000 orang dirawat di rumah sakit akibat virus corona.
Studi National Cancer Institute (INT) di Milan Italia menunjukkan bahwa virus corona menyebar di Italia sejak September 2019, sebagaimana diberitakan Reuters.
Selain itu, pelaku pasar Asia juga menyambut gembira penandatanganan kesepakatan perdagangan bebas terbesar di dunia, Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) antara 10 negara anggota ASEAN, bersama dengan China, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Australia yang mencakup sekitar sepertiga dari produk domestik bruto (PDB) dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
