
Lari Terlalu Kencang, Rupiah Jatuh & Jadi Terburuk di Asia

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah akhirnya melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pertengahan pada perdagangan Rabu (11/11/2020) setelah membukukan penguatan 6 hari beruntun. Selain aksi ambil untung, rupiah juga tersandung data penjualan Indonesia.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di level Rp 14.040/US$. Setelahnya rupiah langsung masuk ke zona merah, melemah hingga 0,28% di Rp 14.070/US$.
Saat penutupan perdagangan posisi rupiah sedikit membaik, berada di Rp 14.070/US$ melemah 0,21%.
Kemarin rupiah membukukan penguatan tipis 0,07% di Rp 14.040/US$, meski sebelumnya sempat menguat 0,53% ke Rp 13.975/US$, yang merupakan level terkuat dalam 5 bulan terakhir.
Selama menguat dalam 6 hari terakhir total sebesar 4%, yang tentunya menggiurkan untuk mencairkan cuan (profit taking).
Sementara itu, data dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan penjualan ritel di bulan September masih mengalami kontraksi 8,7% year-on-year (YoY). Meski membaik dari bulan sebelumnya kontraksi 9,2% YoY, tetapi penjualan ritel Indonesia sudah mengalami kontraksi dalam 10 bulan beruntun.
"Perbaikan penjualan eceran terjadi pada sebagian besar kelompok komoditas yang dipantau seperti Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang tercatat tumbuh positif dalam dua bulan terakhir, serta perbaikan pada sub Kelompok Sandang dan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor," tulis keterangan Bank Indonesia (BI) yang dirilis Rabu (11/11/2020).
Akan tetapi, BI memperkirakan penjualan ritel kembali mengendur pada Oktober 2020 dengan pertumbuhan -10% YoY. Sejumlah komoditas, seperti Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau serta Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, diprakirakan mengalami penurunan penjualan.
Sementara itu, beberapa komoditas diprakirakan mengalami perbaikan kinerja penjualan, antara lain Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga dan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
Pasca rilis data tersebut, rupiah sulit untuk bangkit pada perdagangan hari ini.
Jika dalam beberapa hari terakhir rupiah menjadi juara alias mata uang dengan kinerja terbaik di Asia, kini malah menjadi yang terburuk. Mayoritas mata uang utama Asia menguat melawan dolar AS, hingga pukul 15:07 WIB, won Korea Selatan menjadi yang terbaik dengan penguatan 0,54%.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina
