Anjlok 6 Hari, Dolar Singapura Akhirnya Naik ke Rp 10.435/SG$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 November 2020 11:43
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat di perdagangan Rabu (11/11/2020) pagi, setelah anjlok dalam 6 hari beruntun hingga menyentuh level terendah sejak dalam 4 bulan terakhir. Rupiah sedang perkasa sejak pekan lalu, tetapi penguatan beruntun dan posisinya saat ini tentunya memicu aksi ambil untung (profit taking).

Pada pukul 10:26 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.435,23, dolar Singapura menguat 0,21% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya, dalam 6 hari terakhir dolar Singapura merosot 2,8%.

Sentimen pelaku pasar global yang membaik sejak pekan lalu membuat aliran modal masuk ke Indonesia, yang membuat rupiah jadi perkasa.

Data Bank Indonesia menunjukkan pada periode 2-5 November 2020, transaksi nonresiden di pasar keuangan domestik membukukan beli neto Rp3,81 triliun. Rinciannya, beli neto di pasar SBN sebesar Rp3,87 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp 0,06 triliun.

Sementara data dari Bursa Efek Indonesia menunjukkan sepanjang pekan lalu, investor asing melakukan aksi beli (net buy) sebesar Rp 1,2 triliun. Aksi beli masih berlangsung 2 hari terakhir, sebesar Rp 189 miliar di hari Senin, dan kemarin Rp 1,73 triliun.

Hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan kemenangan Joseph 'Joe' Biden melawan petahana Donald Trump menjadi awal membaiknya sentimen pelaku pasar.

Kemenangan Biden diperkirakan akan menguntungkan bagi negara-negara emerging market seperti Indonesia.

Kemudian, kabar vaksin virus corona dari Pfizer semakin membuat pasar ceria. Pfizer, perusahaan farmasi asal AS yang berkolaborasi dengan BioNTech asal Jerman, mengumumkan vaksin buatanya efektif menangkal penyakit akibat virus corona (Covid-19) hingga lebih dari 90% tanpa efek samping yang berbahaya.

"Hasil pertama dari uji klinis fase tiga uji vaksin mengindikasikan kemampuan vaksin kami untuk mencegah Covid-19," ujar Chairman & CEO Pfizer Albert Bourla dalam pernyataannya kemarin, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (9/11/2020).

Sementara itu dari dalam negeri, data menunjukkan penjualan ritel di bulan September masih mengalami kontraksi 8,7% year-on-year (YoY), membaik dari bulan sebelunya kontraksi 9,2% YoY. Penjualan ritel Indonesia sudah mengalami kontraksi dalam 10 bulan beruntun.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular