Bursa Asia

Wall Street Variatif, Straits Times & Hang Seng Melorot!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
11 November 2020 08:57
A panel displays the closing morning trading Hang Seng Index outside a bank in Hong Kong, China February 6, 2018. REUTERS/Bobby Yip
Foto: Bursa Hong Kong (REUTERS/Bobby Yip)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia dibuka bervariasi pada perdagangan Rabu (11/11/2020), mengikuti bursa saham acuan dunia, Wall Street AS yang ditutup mixed pada Selasa (9/11/2020) waktu setempat (AS), atau Rabu pagi waktu Indonesia.

Hanya 2 indeks Asia yang hari ini dibuka di zona hijau, yakni indeks Nikkei di Jepang yang dibuka melesat 1,02% dan KOSPI Korea Selatan yang menguat 0,27%.

Sedangkan sisanya dibuka di zona merah pada hari ini, yakni indeks Straits Times (STI) Singapura yang terkoreksi 0,36% padahal kemarin meroket paling tinggi di atas 3,67%, disusul Hang Seng Hong Kong yang terpangkas 0,28% dan Shanghai Composite China yang melemah 0,18%.

Beralih ke barat, bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kembali ditutup mixed pada Selasa (10/11/2020), di tengah aksi profit taking di saham-saham teknologi AS

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 262,95 poin atau 0,9% ke level 29.420,92. Hanya indeks DJIA saja yang menguat pada perdagangan Selasa.

Sementara itu, S&P 500 ditutup terpangkas 4,97 poin atau 0,14% ke level 3.545,53, kemudian Nasdaq ditutup ambles 159,93 atau 1,37% ke 11.553,86.

Hal ini terjadi karena investor sedang gencar-gencarnya menjual saham-saham teknologi AS yang diuntungkan dari proses pencegahan virus corona.

Selain itu, investor mengalihkan keputusan investasinya ke sektor-sektor usaha yang sebelumnya paling terdampak karena pandemi. Investor juga optimistis bahwa vaksin Covid-19 akan menyebabkan ekonomi kembali tumbuh.

"Trading berbasis sentimen 'tinggal di rumah', yang telah mendongkrak bursa sepanjang tahun ini, berpeluang kehilangan daya-tariknya," tutur Lindsey Bell, Kepala Perencana Investasi Ally Invest, sebagaimana dikutip CNBC International.

Walaupun begitu, indeks Dow Jones masih mencetak penguatan pada perdagangan kemarin, walaupun tren penguatannya mulai mereda. Hal tersebut dikarenakan masih kuatnya sentimen dari vaksin Pfizer dan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden (pilpres) AS kali ini.

Sementara itu, perselisihan pemilihan umum di Amerika Serikat (AS) masih belum selesai setelah Menteri Luar Negeri, Mike Pompeo menjadi anggota Partai Republik terkini yang menyatakan bahwa Presiden AS Donald Trump tidak akan mengakui kemenangan presiden terpilih Joe Biden.

Tapi, Paulsen mengatakan bahwa mayoritas partisipan pasar sudah memasukkan faktor kemenangan Biden ke bursa saham dan mengabaikan protes pemerintahan Trump karena tidak menyertakan bukti adanya masalah pada pemungutan suara.

Di kawasan Asia, hari ini telah dirilis data tingkat pengangguran di Korea Selatan untuk periode Oktober 2020. Berdasarkan data dari Trading Economics, pengangguran di Negara Ginseng tersebut bertambah menjadi 4,2% dari posisi sebelumnya di September berada di 3,9%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular