
Bursa Asia Happy! Indeks Hang Seng Memimpin

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia mayoritas dibuka menghijau pada perdagangan Senin (2/11/2020) awal pekan November ini, menghiraukan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang ditutup melemah pada Jumat (30/10/2020) waktu AS.
Tercatat indeks Nikkei di Jepang dibuka menguat 0,52%, Hang Seng di Hong Kong melesat 0,95%, Shanghai di China naik 0,29%, STI Singapura terdongkrak 0,79% dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,42%.
Beralih ke barat, bursa saham acuan dunia, Wall Street ditutup melemah pada Jumat pekan lalu, karena kerugian di saham-saham sektor teknologi yang sangat mahal yang dipicu oleh kenaikan kasus virus corona dan kegelisahan atas pemilihan presiden AS pada 3 November yang memadamkan sentimen investor.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 157,51 poin atau 0,59% menjadi 26.501,6, S&P 500 turun 40,15 poin atau 1,21%, menjadi 3.269,96 dan Nasdaq Composite turun 274 poin atau 2,45%, menjadi 10.911,59.
Pandemi mendorong rumah sakit AS ke ambang kapasitas karena kasus virus corona telah melebihi 9 juta, sementara prospek pembatasan Covid-19 yang lebih luas di Eropa menimbulkan kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi, seperti yang dikutip dari Reuters.
Sementara itu, indeks volatilitas CBOE (Chicago Board Options Exchange) ditutup tepat di bawah level tertinggi 20 minggu, tanda kegelisahan investor menjelang hari pemilihan presiden AS yang akan dilaksanakan Selasa (3 November 2020) waktu AS atau Rabu pagi waktu Indonesia.
Musim laporan laba kuartal ketiga hampir melewati setengah jalannya, dengan sekitar 86,2% dari perusahaan S&P 500 melampaui perkiraan pendapatan, menurut data Refinitiv. Secara keseluruhan, laba diperkirakan turun 10,3% dari tahun sebelumnya.
Di kawasan Asia, data yang telah dirilis hari ini adalah data Purchasing Manager' Index (PMI) Manufaktur versi Markit di Korea Selatan dan versi Jibun Bank di Jepang.
Melansir data dari Trading Economics, PMI Manufaktur Korea Selatan periode Oktober 2020 tumbuh menjadi 51,2 dari sebelumnya di angka 49,8.
Sedangkan PMI Manufaktur Jepang periode Oktober 2020 juga tumbuh, yakni menjadi 48,7 dari sebelumnya di angka 47,7.
Indeks PMI memakai tolak ukur angka 50. Jika di bawah itu, maka diartikan terjadi kontraksi dan sebaliknya jika di atas itu berarti ada ekspansi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
