
Dibuka Variatif, Wall Street Tak Eforia Sambut Rilis PDB AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat tergelincir pada pembukaan perdagangan Rabu (28/10/2020), bursa saham Amerika Serikat (AS) berbalik menghijau menyusul rilis pertumbuhan ekonomi AS di tengah rilis kinerja emiten kelas kakap.
Indeks Dow Jones Industrial Average dibuka minus 2,6 poin (-0,01%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) tapi 40 menit kemudian berbalik naik 44,7 poin (+0,2%) ke 26.564,63. Nasdaq lompat 118,5 poin (+1,1%) ke 11.123,39 dan S&P 500 tumbuh 19,4 poin (+0,6%) ke 3.290,44.
Saham Apple dan Amazon meroket lebih dari 1%, Alphabet (induk Google) tumbuh 0,7% dan Facebook melompat 3,5%. Mereka bakal merilis kinerja keuangan kuartal III-2020 hari ini usai penutupan pasar dan diprediksi membawa kabar bagus.
Sebanyak 270 emiten yang menjadi konstituen indeks S&P 500 telah merilis kinerja keuangannya. Menurut The Earnings Scout, 85% dari situ berujung pada kinerja yang lebih baik dari ekspektasi pasar.
Namun, pelaku pasar tak terlalu eforia dengan rilis Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal ketiga yang tumbuh 33,1% pada kuartal III-2020, membalik posisi kuartal sebelumnya yang minus 31%. Ekonom dalam survey Dow Jones memperkirakan ekonomi Negeri Sam bakal tumbuh 32% (disetahunkan), atau berbalik menguat setelah anjlok karena pukulan virus corona.
"Secara umum, pemulihan awal PDB AS setelah gelombang pertama lockdown [karantina wilayah] dicabut lebih kuat dari yang semula diantisipasi," tutur Paul Ashworth, Kepala Ekonom Capital Economics, sebagaimana dikutip CNBC International.
Namun, lanjut dia, dengan infeksi virus Corona menyentuh rekor tertinggi beberapa hari ini dan kemungkinan stimulus fiskal baru bakal mengucur tahun depan, kondisi pemulihan pun berpeluang semakin lamban.
Sementara itu, jumlah warga AS yang mengajukan klaim pengangguran baru tercatat sebesar 751.000 atau lebih mendingan ketimbang ri ekspektasi pelaku pasar dalam polling Dow Jones yang berujung pada angka 778.000.
Tekanan di bursa AS terjadi beriringan dengan koreksi bursa Eropa mengiringi lonjakan kasus Covid-19 yang memicu Jerman dan Prancis mengumumkan kebijakan lockdown terbaru untuk mengatasi gelombang kedua penyebaran virus Covid-19.
Di AS, mantan Kepala Lembaga Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Scott Gottlieb kepada CNBC International menyebutkan bahwa AS ada di jalur seperti Eropa, meski terlambat 3 atau 4 pekan.
Pelaku pasar bakal memantau rilis kinerja beberapa emiten yang akan diumumkan pada sore waktu setempat, seperti produsen vaksin Moderna, Comcast (induk usaha NBCUniversal) dan CNBC.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 BUMN China Hengkang Dari Wall Street