Sempat Happy, Indeks Shanghai & Nikkei Melorot

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
26 October 2020 09:05
A man walks past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, Dec. 11, 2019. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia mayoritas dibuka menguat pada perdagangan Senin (26/10/2020) awal pekan ini, mengikuti bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street yang ditutup bervariatif, mayoritas menguat pada Jumat (23/10/2020) akhir pekan lalu.

Tercatat indeks Nikkei di Jepang dibuka menguat tipis 0,04%, Shanghai China melemah 0,59%, STI naik tipis 0,05% dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,28%.

Sedangkan indeks Hang Seng di Hong Kong ditutup hari ini karena libur memperingati hari Chung Yeung (hari mengenang leluhur).

Namun pada pukul 08.56 WIB, Nikkei melemah 0,01%, Shanghai minus 1,17%, dan STI turun 0,08%.

Di kawasan Asia, hari ini akan dirilis data Leading Economic Index final di Jepang, di mana konsensus yang dihimpun Reuters berada di angka 88,8.

Beralih ke barat, bursa saham AS, Wall Street ditutup bervariatif mayoritas menguat pada Jumat (23/10/2020) pekan lalu.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,10% atau 29,34 poin ke level 28.335,57, kemudian S&P 500 yang menguat 0,34% atau 11,81 poin ke 3.465,39, dan Nasdaq Composite naik 0,37% atau 42,27 poin ke 11.548,28.

Ketidakpastian akan waktu pengesahan rancangan undang-undang stimulus Covid-19 lanjutan di AS mempengaruhi pergerakan Wall Street akhir pekan kemarin.

Terkait stimulus, para pemangku kebijakan di AS berselisih paham soal nominal stimulus yang akan digelontorkan untuk membantu membangkitkan kembali ekonomi Paman Sam yang mati suri.

Partai Demokrat mengusulkan besaran paket stimulus kali ini sebesar US$ 2,2 triliun.

Berbeda dengan Demokrat, Partai Republik merasa nominal tersebut terlalu besar dan akan membebani perekonomian AS ke depan karena membengkaknya defisit anggaran serta utang yang semakin menggunung.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan masih mungkin untuk mendapatkan bantuan Covid-19 lagi sebelum pemilu 3 November. Namun semuanya itu tergantung kepada Presiden Donald Trump untuk bertindak, termasuk berbicara dengan Senat Partai Republik yang menolak.

Pasar masih percaya kesepakatan stimulus bakal ditetapkan. Namun pertanyaan yang masih tersisa adalah ukuran dan waktunya.

Sementara itu, kenaikan kasus infeksi yang terjadi terutama di negara-negara Benua Biru. Prancis, Inggris, Rusia, Republik Ceko dan Italia pada pekan lalu juga masih menjadi sentimen negatif bagi pelaku pasar global.

"Beberapa bulan ke depan akan menjadi sangat sulit dan beberapa negara berada di jalur yang berbahaya," ungkap Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah konferensi pers.

WHO terus mendesak para pemimpin global untuk mengambil langkah antisipasi. Ketidakseriusan dalam penanganan wabah yang sudah menjangkiti hampir 42 juta orang di muka bumi tersebut akan semakin membuat prospek pemulihan ekonomi jadi goyah dan suram.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular