
Mantab! Emiten CPO Milik Sandiaga Tebar Super Dividen Rp233 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah serangan pandemi virus corona para emiten berusaha menghemat kasnya dengan cara mengurangi pembagian dividen atau bahkan tidak memberikan dividen sama sekali.
Akan tetapi hal tersebut menjadi pengecualian bagi perusahaan crude palm oil (CPO) PT Provident Agro Tbk (PALM) yang ternyata berani membagikan laba ditahan dari keuntungan tahun-tahun sebelumnya sebagai dividen atau biasanya dikenal dengan istilah Super Dividend.
Perusahaan yang dimiliki oleh PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) yang dikendalikan oleh pengusaha kondang Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya ini siap membagikan dividen sebesar Rp 233 miliar saham dari saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya yakni Rp 340 miliar, atau payout ratio laba ditahan sebesar 68,52%.
Besaran dividen tersebut mencerminkan dividen per saham sebesar Rp 33/saham atau menggunakan harga penutupan Jumat (23/10/20) di harga Rp 310/unit merepresentasikan imbal hasil dividen alias dividend yield yang jumbo sebesar 10,64%.
Nilai dividend yield ini jauh berada di atas rata-rata bunga deposito di tengah pemangkasan suku bunga acuan akibat pandemi virus corona.
Dividend yield adalah dividen per saham dibagi harga pasar saham. Sederhananya, dividend yield adalah tingkat keuntungan yang diberikan oleh perusahaan tersebut.
"Menyetujui menetapkan sebagian dari Saldo Laba Perseroan per tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp 346,98 miliar, yang terdiri dari saldo laba yang belum ditetapkan penggunaannya sebesar Rp 340,98 miliar dan saldo dana cadangan umum sebesar Rp 6 miliar, untuk dibagikan sebagai dividen tunai kepada seluruh pemegang saham perseroan," tulis pengumuman PALM, di BEI, dikutip Senin (26/10/2020).
"....dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 233,50 miliar atau sebesar Rp 33 per saham, yang mana dividen tunai tersebut diambil dari bagian saldo laba yang belum ditetapkan penggunaannya," tulis PALM.
Adapun cum date atau tanggal hari terakhir perdagangan saham PALM yang berhak menerima dividen jatuh pada 3 November 2020 di pasar reguler dan 5 November 2020 di pasar tunai, sedangkan tanggal pembayaran dividen yakni 20 November 2020.
Hingga semester pertama tahun 2020, perseroan masih mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 21 miliar di tengah serangan pandemi virus nCov-19 sehingga manajemen pede dalam membagikan laba ditahannya sebagai dividen.
Saham PALM menjadi menarik mengingat besaran batasan auto reject bawah (ARB) atau harga terendah penurunan saham harian ada di angka 7% yang artinya investor masih bisa cuan sekitar 3% walaupun terjadi ARB pada tanggal ex date-nya dengan catatan investor berhasil keluar di hari tersebut.
Asik memang berburu dividen, akan tetapi investor tetap harus berhati-hati dalam melakukan hal ini.
Sebab dividend trap alias jebakan dividen bisa saja menanti bagi para pelaku pasar yang tidak berhati-hati.
Oh iya, jangan lupa memperhitungkan pembayaran pajak juga ya, cuma 10% kok.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000