
Jokowi Mau Stop Ekspor Batu Bara, Sepekan Harganya Naik Tipis

Jakarta, CNBC Indonesia -Â Harga batu bara naik tipis di pekan ini, setelah merosot tajam dalam 2 pekan sebelumnya. Sementara itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas kabinet pada pagi ini, Jumat (23/10/2020) meminta jajarannya untuk serius mengakhiri ekspor komoditas mentah strategis, terutama batu bara.
Melansir data Refinitiv, harga batu bara termal berjangka Newcastle menguat 0,87% ke US$ 58/ton sepanjang pekan ini.
Pada 12 Oktober lalu, harga batu bara sempat anjlok signifikan 6,51% dalam sehari. Itu terjadi setelah beredar rumor di pasar China bakal memboikot batu bara termal dan metalurgi asal Australia. Namun, desas-desus yang beredar tersebut belum mendapat klarifikasi resmi dari pihak China.
Reuters melaporkan produsen batu bara asal Australia BHP melaporkan bahwa kargo batu bara mereka harus dialihkan ke pasar alternatif.
Di saat yang sama ketatnya pasokan batu bara domestik Negeri Tirai Bambu membuat harga batu bara lokalnya menjadi naik tajam. Harga batubara domestik China melanjutkan momentum kenaikannya minggu lalu. Harga patokan Qinhuangdao 5500kcal FOB NAR naik 1,3% dan dipatok di RMB 620/ton pada hari Jumat pekan lalu.
Harga sekarang sudah jauh melampaui batas atas 'zona hijau' di rentang RMB 500 - RMB 570 per ton. Zona hijau merupakan sasaran harga informal yang ditetapkan oleh pihak berwenang yang bertujuan untuk memastikan profitabilitas produsen batu bara domestik serta menjaga margin produsen listrik.
Sampai dengan akhir pekan lalu, masih ada selisih (spread) antara harga batu bara domestik China dengan batu bara termal Australia impor sebesar US$ 35/ton. Dalam kondisi normal, harga batu bara impor yang lebih murah akan menarik minat para trader, importir hingga perusahaan setrum Negeri Panda.
Otoritas China kemungkinan akan mendorong peningkatan pasokan domestik untuk mengurangi harga tinggi, meskipun pelonggaran kontrol impor mungkin terjadi jika harga tetap tinggi. Hal ini berpotensi untuk mengerek naik harga batu bara impor lintas laut (seaborne).
Sementara itu Presiden Jokowi menginginkan agar komoditas tambang seperti batu bara bernilai tambah terlebih dahulu sebelum diekspor.
"Kita sudah lama sekali mengekspor batu bara mentah ini. Saya kira memang harus segera diakhiri," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas dengan topik pembahasan percepatan peningkatan nilai tambah batu bara melalui video conference di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (23/10/2020).
Di depan jajaran menteri, Jokowi mengingatkan jajarannya untuk menggeser Indonesia dari negara pengekspor komoditas bahan mentah menjadi bahan jadi yang bisa meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian.
"Kita semua harus bergeser dari negara pengekspor bahan mentah dan salah satunya batu bara menjadi negara industri yang mampu mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi," kata Jokowi.
Jokowi menekankan strategi besar tersebut harus secara konsisten dijalankan. Pemerintah, kata dia, juga akan mengembangkan industri turunan batu bara agar bisa memiliki nilai tambah.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Harga Batu Bara Terbang 17%, Sampai Kapan?