
Saham Bank Kena Aksi Jual, IHSG Terpeleset di Closing Sesi 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi pertama Rabu (21/10/2020) dengan koreksi tipis sebesar 0,06% atau 3 poin ke level 5.096,847 menyusul aksi jual investor asing.
Indeks acuan bursa tersebut tergelincir di zona merah karena pada pagi dibuka menguat 0,33% ke level 5.116,79 seiring dengan kemajuan paket stimulus dari Amerika Serikat (AS). IHSG bahkan sempat menyentuh level psikologis 5.100 ke 5.131,507.
Koreksi terjadi berbarengan dengan perubahan posisi investor asing dari beli bersih (net buy) pada pagi sebesar Rp 53 miliar, menjadi jual bersih (net sell) senilai Rp 74,4 miliar di pasar regular.
Nilai transaksi harian sebesar Rp 5,3 triliun dengan volume transaksi sebanyak 7,5 miliar unit saham yang berpindah kepemilikan sebanyak 448.053 kali. Saham perbankan menjadi sasaran jual, sehingga menjadi pemberat utama IHSG.
Pelaku pasar terlihat mengkhawatirkan efek tekanan ekonomi terhadap saham perbankan, jelang rilis kinerja perbankan per kuartal III. Pada kuartal II-2020, kredit bermasalah (non performing loan/NPL) telah beranjak ke level di atas 3% meski restrukturisasi telah dijalankan terhadap kredit senilai Rp 900 triliun.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tercatat menjadi pemberat utama, dengan koreksi 1,2% ke Rp 28.675 per unit dan menyumbang koreksi IHSG sebesar 11,3 poin. Saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) menyusul dengan melemah 4,6% ke Rp 2.470 per saham dengan sumbangan koreksi sebesar 1,9 poin terhadap IHSG.
Sebaliknya, Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi penguat utama IHSG dengan kenaikan harga 9,7% ke Rp 1.135 per unit dan sumbangan reli ke IHSG sebesar 3,2 poin. Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menyusul dengan kenaikan harga sebesar 4,8% ke Rp 2.690 per unit dan kontribusi koreksi ke IHSG sebesar 2,6 poin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah