FOTO

Tuntut Klaim Rp 5,3 T, Nasabah 'Sandera' Markas Bumiputera

Market - CNBC Indonesia/Muhammad Sabki, CNBC Indonesia
21 October 2020 14:43
Manajemen baru dari AJB Bumiputera 1912 tengah berjibaku menyelesaikan tunggakan klaim tahun 2020 jumbo Rp 5,3 triliun.

Sejumlah nasabah AJB Bumiputera 1912 melakukan aksi unjuk rasa menuntut pencairan klaim di Kantor Pusat AJB Bumiputera, Jakarta, Rabu (21/10/2020).  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Mereka menuntut manajemen Bumiputera untuk memberikan kejelasan atas klaim-klaim yang sampai saat ini belum dibayarkan. Para nasabah juga mengajukan tiga tuntutan kepada direksi AJB Bumiputera 1912 terkait dengan klaim dari polis mereka. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Menurut salah satu nasabah, sebelumnya mereka sudah melakukan beberapa upaya, salah satunya datang ke kantor cabang dengan tujuan menanyakan kejelasan pembayaran klaim yang sudah jatuh tempo. Tapi belum ada kejelasan. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Mereka menyampaikan tiga tuntutan. Pertama, AJB Bumiputera segera membayarkan klaim polis, baik klaim habis kontrak, penebusan, meninggal dunia, dan dana kelangsungan belajar. Kedua, pihak direksi dan Badan Perwakilan Anggota bersedia bertatap muka dengan pemegang polis atau perwakilan pemegang polis untuk menjelaskan penyelesaikan klaim polis. Ketiga, apabila surat ini tidak mendapat tanggapan yang baik dari pihak direksi AJB, maka para pemegang polis akan menduduki kantor cabang/wilayah dan akan melaporkan pihak AJB Bumiputera. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Sebelumnya, manajemen baru dari AJB Bumiputera 1912 sedang berjibaku menyelesaikan tunggakan klaim tahun 2020 jumbo Rp 5,3 triliun dari sebanyak 365.000 pemegang polis di seluruh Indonesia. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Direktur Utama AJBB, Faizal Karim mengakui, kondisi yang mendera perseroan sangat, sangatlah berat. Sejumlah jurus sedang disiapkan, mulai dengan mengoptimalisasi aset properti milik perseroan yang dikelola ke produk-produk pasar modal seperti Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (EBA), KIK DINFRA dari aset perseroan yang nilainya mencapai hampir Rp 7 triliun. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Hingga semester I-2019, rasio RBC (risk based capital, rasio modal) Bumiputera minus 628,4%, sedangkan rasio kecukupan investasinya hanya sebesar 22,4%, dan rasio likuiditas 52,4%. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Foto Lainnya
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terkait
    spinner loading