
Wall Street Berpeluang Dibuka ke Jalur Hijau, Meski Tipis

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (16/10/2020) masuk ke zona hijau, berpeluang membawa Wall Street keluar dari zona merah yang telah dimasuki sejak tiga hari lalu.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average naik 61 poin atau -0,2%, sedangkan kontrak serupa indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq menguat masing-masing sebesar 0,2% dan 0,3%.
Pelaku pasar mengantisipasi rilis data ritel yang akan memberikan gambaran pemulihan belanja konsumsi masyarakat. Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan penjualan ritel akan naik sebesar 0,7% pada September, setelah menguat 0,6% pada Agustus.
Sentimen positif mengemuka dari Pfizer yang mengumumkan akan mendaftarkan vaksin corona yang dikembangkannya setelah mencapai level keamanan yang dipersyaratkan pada akhir November.
Seluruh indeks bursa saham AS pada Kamis terkoreksi untuk hari yang ketiga, menjadi koreksi terpanjang dalam sebulan terakhir. Indeks Dow Jones dan S&P 500 ditutup melewati level terendahnya, berkat kenaikan saham siklikal termasuk sektor finansial dan real estate.
"Saham siklikal/berbasis nilai mengimpaskan kinerja buruk mereka akhir-akhir ini dengan kekuatan di sektor energi, otomotif, transportasi, ritel non-esensial, dan keuangan," tutur Adam Crisafulli, pendiri Vital Knowledge, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Beberapa sentimen negatif yang membayangi pasar beberapa hari terakhir di antaranya adalah ketakpastian nasib stimulus corona dan juga kekhawatiran memburuknya pandemi di seluruh dunia.
Politisi di Washington terus mengirimkan sinyal yang berubah-ubah tentang kemajuan stimulus. Menteri Keuangan Steven Mnuchin pada Kamis mengatakan bahwa Gedung Putih takkan membiarkan perbedaan politik seputar tujuan pembelanjaan stimulus merusak negosiasi dengan petinggi Partai Demokrat.
Setelah itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia akan menaikkan tawaran nilai stimulus menjadi US$ 1,8 triliun, atau mendekati proposal faksi Demokrat di Kongres yang menginginkan angka US$ 2, 2 triliun.
Beberapa negara di Benua Biru memberlakukan kembali pembatasan sosial di tengah lonjakan kasus Covid-19 seperti misalnya Inggris yang akan melakukan pengetatan protokol kesehatan di London, Prancis yang mengumumkan status darurat kesehatan, dan Jerman yang akan memberlakukan kebijakan baru untuk mencegah penyebaran virus.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 BUMN China Hengkang Dari Wall Street