
Tak Peduli Kabar Baik dari RI, Investor Tetap Buang Rupiah

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah 0,07% melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (16/10/2020), padahal hampir semua mata uang utama Asia menguat. Pergerakan hari ini mengkonfirmasi rupiah masih tidak disukai investor, yang tercermin dari survei 2 mingguan Reuters.
Survei dari Reuters tersebut menggunakan rentang -3 sampai 3. Angka positif berarti pelaku pasar mengambil posisi long (beli) terhadap dolar AS dan short (jual) terhadap rupiah. Begitu juga sebaliknya, angka negatif berarti mengambil posisi short (jual) terhadap dolar AS dan long (beli) terhadap rupiah.
Hasil survei terbaru yang dirilis Kamis (15/10/2020) kemarin menunjukkan angka 0,35, membaik dari 2 pekan lalu 0,61. Tetapi kabar buruknya, hanya bath Thailand yang menunjukkan angka positif selain rupiah, itu pun tipis 0,1.
Semakin tinggi angka positif artinya pelaku pasar semakin banyak mengambil posisi short (jual) rupiah, yang artinya semakin tidak disukai.
Survei tersebut konsisten dengan pergerakan rupiah di tahun ini, kala angka positif maka rupiah cenderung melemah, begitu juga sebaliknya.
Pada bulan Maret lalu, ketika rupiah mengalami gejolak, investor mengambil posisi short (jual) rupiah, dengan angka survei yang dirilis Reuters sebesar 1,57. Semakin tinggi nilai positif, semakin besar posisi short rupiah yang diambil investor.
Memasuki bulan April, rupiah perlahan menguat dan hasil survei Reuters menunjukkan posisi short rupiah semakin berkurang, hingga akhirnya investor mengambil posisi long mulai pada 28 Mei lalu. Alhasil rupiah membukukan penguatan lebih dari 15% sejak awal April hingga awal Juni.
Investor masih tetap tidak suka terhadap rupiah meski kabar bagus datang dari Republik Indonesia.
Bank Indonesia (BI) saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Selasa lalu memperkirakan transaksi berjalan pada kuartal III-2020 bisa mencatatkan surplus. Jika terwujud maka akan menjadi surplus pertama sejak kuartal IV-2011.
"Transaksi berjalan pada kuartal III-2020 diperkirakan akan mencatat surplus. Dipengaruhi oleh perbaikan ekspor dan penyesuaian impor sejalan dengan permintaan domestik yang belum cukup kuat," ungkap Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usar Rapat Dewan Gubernur Periode September 2020, Selasa (13/10/2020).
Dengan surplus transaksi berjalan, artinya pasokan devisa cukup besar rupiah punya modal untuk menguat. BI juga punya lebih banyak amunisi menstabilkan rupiah.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) optimistis vaksinasi akan dimulai pada November 2020 dengan menggunakan tiga vaksin cari China.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto vaksin Sinovac, CanSino, dan G42/Sinopharm sudah selesai uji klinis fase 3 di beberapa negara dan telah mendapatkan izin emergency use (penggunaan darurat) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) China.
Khusus vaksin CanSino uji klnis akan selesai September 2020 dan sudah mendapat izin penggunaan darurat dari Pemerintah China dan Kanada. Vaksin ini juga sudah disuntik ke tentara China dan petugas kesehatan.
