Bursa Asia Merah, tapi Bursa China & Singapura Hijau

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
16 October 2020 11:35
Passersby are reflected on an electronic board showing the exchange rates between the Japanese yen and the U.S. dollar, the yen against the euro, the yen against the Australian dollar, Dow Jones Industrial Average and other market indices outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 6, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia sekitar pukul 11:00 WIB terpantau bervariatif, mayoritas bergerak di zona merah, ditengah lonjakan kasus corona (Covid-19) di kawasan Eropa.

Pada pukul 11:00 WIB, indeks Nikkei Jepang melemah 0,25%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,77%, Shanghai China turun 0,28%, indeks STI Singapura naik 0,43% dan KOSPI dari Korea Selatan merosot 0,86%.

Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pukul 11:00 WIB melemah 0,62% ke level 5.073,60.

Hari ini, di kawasan Asia, data ekonomi yang dirilis adalah data harga ekspor-impor dan data tingkat pengangguran di Korea Selatan.

Tercatat, ekspor Negeri Gingseng pada September secara year-on-year (YoY) tumbuh minus 6,2%. Walaupun masih tumbuh minus, namun lebih baik dari September tahun lalu yang sebesar minus 6,7%.

Sedangkan data tingkat pengangguran Korea Selatan pada September 2020 naik 0,7 poin menjadi 3,9% dari sebelumnya Agustus 2020 di angka 3,2%.

Bursa Asia bergerak cenderung mixed karena ketidakpastian terkait stimulus fiskal di Amerika Serikat.

Ketidakpastian jelang Pemilihan Presiden AS, 3 November nanti. Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan akan memberi stimulus ke bisnis lebih dari US$ 1,8 miliar.

Namun Menteri Keuangan Steven Mnuchin menegaskan bahwa kesepakatan dengan Demokrat di Kongres akan sulit dilakukan sebelum pemilihan umum.

"Kami benar-benar membutuhkan dukungan bipartisan, kami tidak dapat melakukan ini sendiri, jadi saya akan terus bernegosiasi sampai kami dapat menyelesaikan kesepakatan," kata Mnuchin di CNBC International.

Selanjutnya, melonjaknya kasus corona (Covid-19) di Eropa juga menjadi penyebab bursa global, bahkan bursa di Benua Kuning kembali memerah. Benua itu kini memperketat kembali pembatasan (lockdown).

Perancis memperkuat langkah penguncian untuk membendung virus corona (Covid-19). Negara ini memberlakukan jam malam di 9 kota, termasuk Paris.

Aturan akan mulai berlaku, Sabtu (17/10/2020). Jam malam akan diberlakukan dari pukul 21.00 hingga 06.00 hingga enam minggu.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan langkah lebih ketat untuk menekan pertemuan warga. Ia pun memaksa penduduk menggunakan masker.

"Saya yakin apa yang kami lakukan sekarang akan menentukan bagaimana kami melewati pandemi ini," kata pemimpin itu.

Hal senada juga dilakukan di Spanyol, di mana bar dan restoran akan ditutup di wilayah Catalonia selama 15 hari ke depan. Di Belanda, pemerintah membatasi penjualan alkohol dan membuat aturan baru soal masker.

Di Irlandia, Perdana Menteri Irlandia Micheal Martin mengumumkan serangkaian pembatasan baru. Termasuk penutupan gerai ritel non-esensial, pusat kebugaran, kolam renang, dan pusat rekreasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular