
Ibu-ibu Seneng Nih, Emas Makin Berkilau 'Luar Dalam'

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas di pasar primer nasional sepanjang pekan ini menguat Rp 5.000 per gram, senada dengan harga emas dunia yang terhitung menguat US$ 0,99 per gram atau setara Rp 14.510. Faktor stimulus Amerika Serikat (AS) masih menjadi katalis penguatan harga logam mulia ini.
Harga jual logam mulia tersebut di situs PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada Jumat (10/10/2020) naik 0,2% atau sebesar Rp 2.000 menjadi Rp 1.007.000/gram dari perdagangan Kamis yang berada di level Rp 1.005.000/gram.
Namun pada Sabtu, harga emas Antam melesat hingga Rp 12.000 per gram, menjadi Rp 1.019.000 setiap gramnya. Dengan demikian, secara mingguan harga emas per Sabtu terhitung naik Rp 5.000 per gram atau setara dengan 0,49%.
Harga emas sempat melemah pada Rabu hingga meninggalkan level psikologis Rp 1 juta, tepatnya Rp 999.000 per gram, ketika Bank Indonesia (BI) mengumumkan penurunan cadangan devisa hingga nyaris US$ 2 miliar menjadi US$ 135,2 miliar. Namun selanjutnya, harga emas kian pulih.
Di pasar spot dunia, harga emas sepekan juga terhitung menguat baik secara harian maupun mingguan. Pada Jumat, mengutip data Revinitif, harga emas berada di level US$ 1.929,4 per troy ons atau naik 1,9% dari posisi Kamis (US$1893,1), dan sebesar 1,6% dibanding Jumat pekan lalu (US$1898,7).
Bagi investor global, emas merupakan aset yang kian bersinar setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) menyatakan menjajaki pemberian stimulus lanjutan di tengah masih berlangsungnya negosiasi stimulus fiskal pemerintah AS.
Drew Hammill, Wakil Kepala Staf Nancy Pelosi, mengirim cuitan di akun Twitter-nya, menyebutkan bahwa Ketua DPR dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin telah berbicara selama 40 menit, dengan berfokus menentukan apakah ada prospek kesepakatan soal stimulus.
Kabar itu mengafirmasi arah positif pembicaraan, sebagaimana yang dikatakan Presiden AS Donald Trump dalam wawancara dengan Fox News pada Kamis pagi. Dia mengatakan bahwa pihaknya dan Partai Demokrat telah memulai kembali "pembicaraan yang sangat produktif."
Ketika stimulus membanjir, maka dolar AS pun cenderung tertekan sehingga berinvestasi di pasar obligasi menjadi kurang menarik. Oleh karenanya, investor memburu aset aman (safe haven) lain yang masih menjanjikan keuntungan seperti misalnya emas.
"Jika ada kesepakatan, stimulus akan berpotensi membangkitkan kembali ekspektasi inflasi ke arah target sasaran bank sentral AS (The Fed), bersama dengan suku bunga bunga rendah the Fed menjadi katalis yang sangat bagus untuk emas" kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, sebagaimana dikutip Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags) Next Article Capai Rp 1,7 Triliun, Laba Bersih ANTAM Melonjak 105%