
Wall Street DIbuka Menguat Sambut Prospek Negosiasi Stimulus

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menghijau pada perdagangan Kamis (8/9/2020), menyusul pertaruhan investor bahwa negosiasi stimulus di Kongres bakal tercapai.
Indeks Dow Jones Industrial Average dibuka naik 90 poin (+0,3%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 15 menit kemudian menjadi 111,9 poin (+0,4%) ke 28.415,4 dan S&P 500 naik 19,2 poin (+0,6%) ke 3.438,62. Nasdaq melonjak 58,9 poin (+0,5%) ke 11.423,46.
Kenaikan itu mengindikasikan bahwa Wall Street akan melanjutkan penguatan hari Rabu ketika Presiden AS Donald Trump bercuit soal dukungan maskapai dan stimulus lainnya, dengan ekspektasi bahwa paket stimulus yang lebih kecil bisa diloloskan.
Saham United Airlines, American Airlines dan Delta Airlines dibuka kompak menguat lebih dari 1%. Di sisi laiin, saham Amazon naik 1% dan Facebook tumbuh 0,7%. Presiden AS Donald Trump pada Kamis pagi mengatakan bahwa pihaknya dan Partai Demokrat telah memulai "pembicaraan yang sangat produktif."
Kemarin, Dow Jones melompat 530,7 poin, atau 1,9%, menjadi reli terbaik sejak 14 Juli. Indeks S&P 500 menguat 1,7%, sedangkan Nasdaq melesat 1,9%. Reli tersebut cukup untuk menutup pelemahan yang terjadi pada Selasa. Sepanjang Oktober, ketiga indeks itu tercatat masih hijau.
"Meski ada ketakpastian saat ini mengenai negosiasi stimulus fiskal, siapapun yang memenangi pemilihan presiden [pilpres], kita bakal mendapatkan stimulus tambahan," tutur Nancy Davis, Manajer Portofolio Quadratic Capital, sebagaimana dikutip CNBC International.
Di tengah negosiasi stimulus yang maju-mundur, data mingguan klaim pengangguran menunjukkan angka 840.000 atau lebih buruk dari ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan pengajuan klaim oleh mereka yang baru menganggur bakal mencapai 825.000. Pekan sebelumnya, klaim pengangguran mencapai 837.000.
Namun demikian, risiko Covid-19 masih membayang. Demikian juga risiko lambatnya pemulihan ekonomi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?