
Trump "Mengendor" Soal Stimulus, Dow Futures Berbalik Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (7/10/2020) berbalk menguat (rebound), setelah Presiden AS Donald Trump bercuit soal kesiapannya menyuntik maskapai dan stimulus lainnya.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average naik 145 poin, mengimplikasikan indeks tersebut bakal dibuka menguat sebesar 200 poin. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq juga bertumbuh, masing-masing sebesar 0,4% dan 0,35%.
Trump mendesak Kongres menyetujui program dukungan maskapai, dengan mengatakan bahwa uangnya bisa diambil dari sisa anggaran lebih dari stimulus paket 1 sebelumnya. Saham United Airlines melesat lebih dari 3% di sesi pra pembukaan, sedangkan Delta Airlines melompat 2%.
Mantan taipan properti itu juga mendesak Kongres menyetujui stimulus senilai US$ 1.200 untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi warga AS. Pelaku pasar masih menduga-duga apakah ini berarti Trump membatalkan perintahnya kemarin soal penghentian negosiasi, ataukah hanya bagian dari manuver politik dia.
Kemarin Dow Jones ditutup melemah 375,9 poin (-1,3%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) ke 27.772,76 setelah Trump mencuitkan pesan penghentian negosiasi. Padahal pada sesi pertama, bursa AS bergerak di jalur hijau.
"Aku telah memerintahkan perwakilanku untuk berhenti bernegosiasi sampai dengan pemilihan presiden usai. Secepat mungkin setelah aku menang, kita akan meloloskan UU Stimulus yang terfokus pada pekerja keras di AS dan usaha kecil," tutur Trump dalam cuitannya saat itu.
Keputusan Trump itu berlawanan dengan pesan Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Selasa yang menyerukan perlunya stimulus moneter dan fiskal yang lebih agresif untuk menopang ekonom yang pemulihannya masih "bakal panjang."
Tanpa dukungan itu, bos bank sentral AS itu menilai pemulihan ekonomi akan lambat, berujung kesulitan hidup bagi masyarakat dan pengusaha. Presiden Fed Cleveland Loretta Mester juga menilai penghentian negosiasi stimulus berarti pemulihan ekonomi akan "jauh lebih lambat."
"Powell sudah bilang bahwa kita perlu lebih banyak stimulus, dan situasi ini berlawanan dengan nasihat Ketua Federal Reserve. Pasar tak senang," tutur Tom Block, perencana investasi Fundstrat.
Komite Pasar Terbuka (Federal Open Market Committee/FOMC) akan merilis risalah rapat September, yang mana para bankir bank sentral tersebut memutuskan suku bunga acuan AS (Fed Funds Rate) tak berubah dari level sekarang 0%-0,25%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Cenderung Flat Jelang Rilis Klaim Pengangguran