Bayar Utang, Cadangan Devisa RI Anjlok Nyaris US$ 2 Miliar!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 October 2020 12:50
Dollar
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Cadangan devisa (cadev) Indonesia anjlok dari rekor tertinggi sepanjang masa di bulan September. Pembayaran utang pemerintah, serta intervensi Bank Indonesia (BI) untuk menstabilkan nilai tukar rupiah menjadi pemicu penuranan cadev setelah sebelumnya naik dalam 5 bulan beruntun.

BI melaporkan cadangan devisa per akhir bulan lalu sebesar US$ 135,2 miliar. Anjlok dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat US$ 137 miliar yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,5 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," sebut keterangan tertulis BI, Rabu (7/10/2020).

Penurunan cadangan devisa pada September 2020, lanjut keterangan BI, antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan proyeksi utang pemerintah yang jatuh tempo pada 2020 sebesar Rp 238 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari jatuh tempo obligasi negara Rp 158 triliun dan pinjaman Rp 80 triliun.

idrFoto: DJPPR

Sementara itu, rupiah memang mengalami tekanan sepanjang bulan September, nyaris mencapai Rp 15.000/US$, sehingga kebutuhan intervensi untuk menstabilkan nilai tukar cukup besar. Mata Uang Garuda melemah nyaris 2%, posisi akhir 30 September di Rp 14.840/US$, tetapi sebelumnya sempat menyentuh Rp 14.950/US$ pada 11 September lalu, yang merupakan level terlemah 4 bulan. Tanpa intervensi dari BI, bisa jadi rupiah akan bablas ke atas Rp 15.000/US$.

Seandainya tidak digunakan untuk pembayaran utang dan intervensi rupiah, cadangan devisa bisa saja mencetak rekor tertinggi lagi. Sebab, neraca dagang Indonesia masih dalam tren surplus dalam 4 bulan terakhir.

Pada Selasa (15/8/2020), Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2020 membukukan surplus US$ 2,33 miliar. Tren tersebut kemungkinan masih akan berlanjut di bulan September, apalagi melihat harga komoditas ekspor andalan Indonesia yang sedang menanjak.

Melansir data Refinitiv, rata-rata harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di bulan September naik sebesar 5,83%. CPO bahkan sempat mancapai level tertinggi 9 bulan di 3.104 ringgit/ton pada 21 September lalu.

Sementara itu harga batu bara acuan Ice Newcastle melesat lebih tinggi lagi di bulan September. Rata-rata harga batu bara naik 8,53% di bulan September, dibandingkan harga rata-rata bulan Agustus.

Berbeda dengan Indonesia yang cadev-nya turun dari rekor tertinggi, cadev Korea Selatan justru mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di bulan September.

Bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BoK) hari ini melaporkan posisi cadev bulan September naik US$ 1,59 miliar menjadi US$ 420,55 miliar yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Menurut BoK, kenaikan cadev terutama didapat dari pendapatan operasi valuta asing serta penerbitan global bond.

idrFoto: Cadangan Devisa Korea Selatan (US$ juta), Trading Economics

Kementerian Keuangan Korea Selatan pada bulan lalu menerbitkan global bond senilai senilai US$ 1,45 miliar, dengan denominasi dolar AS dan euro. Rinciannya denominasi dolar AS senilai US$ 625 juta dengan tenor 10 tahun, dan denominasi euro dengan tenor 5 tahun senilai 700 juta euro.

Kupon untuk global bond denominasi euro tenor 5 tahun tersebut -0,059%, dan menjadi obligasi dengan yield negatif berdenominasi euro pertama di luar Eropa.

Sementara kupon global bond denominasi dolar tenor 10 tahun sebesar 1,198%, juga merupakan yang terendah dalam sejarah obligasi Korea Selatan.
Dengan cadev yang mencetak rekor tertinggi, posisi Korea Selatan sebagai negara dengan cadangan devisa terbesar ke-9 di dunia masih belum goyah. Posisi pertama tetap dipegang China sebesar US$ 3,16 triliun , disusul oleh Jepang.

Jepang sendiri juga melaporkan cadev hari ini yang kembali mengalami penurunan 2 bulan beruntun. Data dari Trading Economics menunjukkan posisi cadangan devisa Jepang di akhir September sebesar US$ 1,389 triliun, turun sekitar US$ 8,7 miliar dibandingkan bulan sebelumnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article Berkah Jualan Surat Utang, Cadev RI Cetak Rekor Tertinggi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular