Trump Membaik, Wall Street Berpeluang Menguat di Pembukaan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
05 October 2020 19:42
Trader Gregory Rowe, right, works on the floor of the New York Stock Exchange, Wednesday, Dec. 11, 2019. Stocks are opening mixed on Wall Street following news reports that US President Donald Trump might delay a tariff hike on Chinese goods set to go into effect this weekend. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (5/10/2020) menguat, menyusul ekspektasi bahwa kondisi Presiden AS Donald Trump bakal baik-baik saja.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average naik 200 poin atau 0,75%, mengimplikasikan indeks tersebut bakal dibuka menguat sebesar 215 poin. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq juga bertumbuh, masing-masing sebesar 0,7% dan 0,85%.

Dalam video yang diunggah di akun Twitter, Trump pada Minggu mengatakan bahwa "kami mendapatkan laporan yang luar biasa dari para dokter." Bahkan mantan taipan properti tersebut muncul ke publik dan menyambut pendukungnya di depan rumah sakit.

Dokter kepresidenan yang merawat Trump mengatakan mereka menggunakan dexamethasone, senyawa steroid yang direkomendasikan untuk penderita Covid-19 dalam status parah. Kadar oksigen orang nomor satu AS tersebut memang sempat dua kali anjlok.

Di bawah penanganan tim medis di Walter Reed National Military Medical Center, Trump juga mendapatkan terapi remdesivir. Dr. Sean Conley yang bertanggung-jawab atas penanganan mantan taipan properti itu mengatakan kondsi Trump membaik dan bisa pulang pada Senin.

"Pengumuman ini menambah level ketakpastian pemilihan presiden [pilpres]... pilpres sendiri menjadi satu dari banyak ketakpastian yang menggelayuti pasar saham," tutur Matt Maley, Kepala Perencana Pasar Miller Tabak, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

Setelah muncul diagnosis Trump, calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden kian jauh mengungguli Trump dengan memenangi 51% suara dalam polling, sementara 41% lain memilih Trump, menurut hasil polling Reuters/Ipsos pada 2-3 Oktober yang dirilis pada Minggu.

Kondisi Trump dan lemahnya angka penyerapan tenaga kerja AS pada September kian mengisyaratkan pentingnya stimulus tambahan di era pandemi. Terbaru, Ketua DPR AS Nancy Pelosi, mengatakan "terus mengerjakan draf untuk secepatnya memfasilitasi kesepakatan."

Dari sisi penanganan pandemi, tumbangnya kesehatan Trump memicu kebijakan anti-corona yang lebih ketat. Walikota New York Bill de Blasio pada Minggu mengumumkan aktivitas ekonomi di sembilan wilayah Brooklyn dan Queens akan dibatasi mulai Rabu depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Cenderung Flat Jelang Rilis Klaim Pengangguran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular