Analisis Teknikal

Abaikan Trump Terinfeksi Covid-19, Rupiah Siap Perkasa Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 October 2020 08:51
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

asJakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat tipis 0,1% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.830/US$ sepanjang pekan lalu. Penguatan rupiah seharusnya bisa lebih besar lagi, mengingat dolar AS sebenarnya sedang lesu. Namun, Presiden AS Donald Trump yang terpapar virus corona penguatan rupiah jadi terpangkas.

Melansir data Refinitiv, sepanjang pekan ini rupiah sempat membukukan penguatan 3 hari beruntun meski penguatannya tidak besar, masing-masing 0,3% pada Selasa dan Rabu, serta 0,13% di hari Kamis. Pada perdagangan Jumat, rupiah menunjukkan kinerja menjanjikan di awal perdagangan sebelum berbalik arah setelah Trump mengumumkan terpapar penyakit akibat virus corona (Covid-19).

Pengumuman tersebut sempat membuat indeks Dow Jones futures merosot hingga 400 poin, artinya sentimen pelaku pasar memburuk dan dolar AS kembali menjadi sasaran investasi. Indeks dolar AS yang sebelumnya merosot 4 hari beruntun langsung menguat 0,34% ke 94,031 Jumat siang. Alhasil, rupiah akhirnya terpukul lagi.

Sementara itu, pada perdagangan Senin (5/10/2020) pagi ini, indeks dolar turun 0,1% sementara indeks Dow Jones Futures naik lebih dari 200 poin. Artinya sentimen pelaku pasar mulai membaik dan berpeluang membawa rupiah kembali menguat.

Secara teknikal, belum ada perubahan level yang harus diperhatikan sebab rupiah hanya menguat 0,1% pada pekan lalu. Rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih berada di atas US$ 14.730/US$, yang menjadi kunci pergerakan.

Level US$ 14.730/US$ merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

idrGrafik: Ruipiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Selama tertahan di atasnya, rupiah cenderung akan melemah untuk jangka panjang. Tetapi kabar baiknya, pergerakan rupiah sepanjang pekan lalu membentuk pola Double Top. Pola ini menjadi sinyal pembalikan arah, artinya rupiah memiliki peluang menguat.

Rupiah saat ini berada di atas support Rp 14.820/US$, penembusan konsisten di bawah level tersebut akan membawa rupiah menguat ke Rp 14.780/US$, sebelum menuju Rp 14.730/US$ yang menjadi support kuat untuk minggu ini.

Sementara resisten berada di level 14.870/US$, jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.930/US$ hingga Rp 14.950/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular